Kepala Bank Dunia Serukan Keringanan Utang ‘Komprehensif’ bagi Negara-negara Miskin
TRANSINDONESIA.CO | Beban utang di negara-negara miskin naik 12 persen menjadi 860 milyar dolar pada 2020 di tengah pandemi. Tingkat rekor itu mendorong Presiden Bank Dunia David Malpass untuk menyerukan “rencana komprehensif” pada Senin (11/10) untuk menangani isu itu.
“Tingkat utang yang wajar pada tingkat tertentu penting bagi pemulihan ekonomi dan pengentasan kemiskinan,” katanya.
Upaya untuk mengatasi COVID-19 dipersulit dengan naiknya tingkat utang, dan penanganan masalah itu akan memerlukan keringanan dari pemberi pinjaman, kata Malpass.
Situasinya mendesak sejak Inisiatif Penangguhan Layanan Utang (DSSI) yang diluncurkan oleh negara-negara G20 awal tahun lalu, akan habis masa berlakunya pada akhir tahun. Inisiatif itu memungkinkan negara-negara untuk menunda pembayaran utang di tengah pandemi,
“Kita perlu pendekatan komprehensif untuk mengatasi masalah utang, termasuk pengurangan utang, restrukturisasi yang lebih cepat dan transparansi yang lebih baik,” kata Malpass.
Data Bank Dunia yang dirilis Senin (11/10) memperlihatkan memburuknya indikator utang terjadi secara besar-besaran dan berdampak pada negara-negara di semua kawasan, di seluruh negara berpendapatan rendah dan menengah. [vm/jm]
Sumber: Voaindonesia