Jaga dan Cegah Karhutla, Kapolri Luncurkan ASAP Digital Nasional

TRANSINDONESIA.CO | Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di wilayah Indonesia pada tahun 2019 mencapai 1.649.258 hektar dengan menimbulkan kabut asap tebal di Tanah Air hingga ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Penyebaran asap yang begitu meluas mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat, seperti sesak napas dan juga infeksi saluran pernapasan akut. Berdasarkan data world bank (Bank Dunia), kerugian akibat peristiwa itu mencapai Rp75 triliun. Angka yang sangat besar sekali.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan sampai memberikan arahan terkait upaya pengendalian kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di tahun 2021. Presiden meminta agar upaya pencegahan diprioritaskan.

Sesuai dengan arahan Presiden dalam penanganan Karhutla serta 8 komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mewujudkan Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan), serta mengedepankan pencegahan permasalahan, pelaksanaan keadilan restorative dan problem solving), meluncurkan Aplikasi Sistem Analisa Pengendalian Karhutla (ASAP) Digital Nasional, di Ruang Rupatama Mabe Polri, Rabu (15/9/2021).

Hadir dalam kesempatan tersebut seluruh stakeholder terkait, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Mendagri Tito Karnavian, Panglima TNI, Ketua BNPB, Kemenko Polhukam diwakili oleh Deputi V Irjen Pol Armet Wijaya, Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Direktur Dirjen Perkebunan, Ka BRGM, dan Dirut Telkom Ririek Adriansyah.

“Kegiatan ini adalah mengintegrasikan seluruh potensi yang ada untuk jadikan kekuatan baru dalam rangka menindaklanjuti instruksi Presiden. Dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder sehingga seluruh kekuatan bisa diintegrasikan untuk laksanakan kebijakan dan perintah Bapak Presiden. Sekali lagi pencegahan Karhutla kita prioritaskan, sesuai dengan arahan Presiden,” kata Jenderal Listyo Sigit.

“Kita mencoba untuk lakukan Langkah-langkah terkait strategi. Karena kita tahu bahwa saat ini memilki hutan nomor 3 terbesar di dunia. Yang tentunya hutan kita adalah hutan yang harus terus kita pertahankan karena hasilkan oksigen, cadangan air, suburkan tanah, habitat flora dan fauna yang harus kita pertahankan karena ini warisan yang kita turunkan ke anak muda (Generasi Bangsa),” sambung Jenderal Listyo Sigit.

Kapolri menerangkan, ASAP Digital Nasional merupakan terobosan inovasi dari SOP Polri dalam penanggulangan untuk menjaga dan mencegah kebakaran hutan dan lahan di Tanah Air.

Aplikasi ini merupakan aplikasi sistem Analisa pengendalian Karhutla yang mampu memonitoring dan juga menganalisis serta mengendalikan Karhutla guna melakukan Tindakan pencegahan sebelum kebakaran hutan dan lahan meluas.

ASAP Digital Nasional ini terintegrasi oleh sistem aplikasi yang telah dimiliki oleh beberapa Polda seperti aplikasi Lancang Kuning (Polda Riau), ASAP Digital (Polda Jambi), Songket (Polda Sumatera Selatan), Hanyaken Musuh (Polda Kalimantan Tengah), Lembuswana (Polda Kalimantan Timur) dan beberapa aplikasi lainnya.

Dengan dukungan seluruh stakeholder terkait serta Telkom, aplikasi ini diharapkan mampu menjaga dan mencegah kebakaran hutan dan lahan secara meluas. Penanggulangan sejak dini mulai dari titik api muncul diharapkan sudah akan terdeteksi dan langsung teratasi oleh petugas yang ada di lapangan.

Aplikasi ini memiliki kemampuan pantauan titik api secara real time, kondisi udara, dan data prakiraan cuaca yang dapat dimanfaatkan untuk pencegahan karhutla di sejumlah wilayah.

Untuk Tahap pertama, total 28 kamera CCTV telah terpasang di 10 Polda, di antaranya Polda Aceh 1 titik, Polda Sumut 1 titik, Polda Riau 1 titik, Polda Jambi 14 titik, Polda Sumsel 6 titik, Polda Kalsel 1 titik, Polda Kalteng 1 titik, Polda Kalbar 1 titik, Polda Kaltim 1 titik dan Polda Kaltra 1 titik. Sedangkan tahap kedua rencananya akan terpasang di Polda Kepri, Polda Sultra dan Polda Papua yang merupakan wilayah rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

“Terkait hal tersebut strategi penanganan Karhutla adalah prioritaskan pola deteksi dini dengan memonitoring rutin dan meningkatkan patroli dengan langkah-langah pencegahan aksi deteksi dini. Membangun feoloposisal, melakukan pemantauan, meningkatkan patroli bersama. Melakukan edukasi dan sosial bersama stakeholder terkait. Pengendalian titik api yang muncul agar tidak menjadi besar dan memaksimalkan fungsi posko karhutla,” jelas mantan Kabareskrim ini.

Kamera CCTV ASAP Digital dipasangkan pada tower Mitratel dan Telkom yang mampu memantau sampai radius sejauh 4 kilometer atau seluas 1.200 hektar dan dapat berputar 360 derajat. Dalam operasionalnya CCTV ASAP Digital Nasional dipantau selama 24 jam penuh melalui command center atau pusat komando yang berada di setiap Polda dan akan terakses ke pusat atau Mabes Polri.

Aplikasi ASAP Digital ini telah diintegrasikan dengan aplikasi yang memuat keberadaan personil terdekat yang sedang bertugas di lapangan. Hal ini akan memudahkan personel Polri dan satuan lainnya untuk segera bergerak cepat memadamkan api di satu titik sebelum menyebar lebih luas.

“Harapan kita tentunya adanya aplikasi ini kita dapat lakukan penanganan api secara lebih cepat agar tak terjadi kebakaran. Maka tim satgas penanganan karhutla dapat secara cepat melakukan pemadaman di titik api. Selain pencegahan karhutla, ASAP Digital Nasional juga membantu memantau bencana alam juga membantu pergerakan terhadap upaya-upaya satwa yang dilindungi yang terpantau ASAP. Selain itu juga bisa mencegah ilegal logging di wilayah yang terpantau di aplikasi ASAP Digital Nasional ini. Di beberapa wilayah sudah dipasang,” tandas mantan Kapolda Banten ini.

“Oleh karena itu sekali lagi saya ucapkan terimakasih ke seluruh stakeholder yang telah tergabung ke ASAP Digital Nasional ini. Kita jaga dan cegah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia bersama-sama dengan ASAP Digital Nasional ini,” tutup Jenderal Listyo Sigit.

Dengan adanya sistem yang terintegrasi maka potensi munculnya api atau titik panas akan langsung terlihat oleh petugas di command center (dengan foto satelit), yang kemudian dicek secara visual dengan CCTV yang terpasang, sehingga para petugas di pusat pengendali dapat langsung menghubungi personel terdekat dan segera melakukan pemadaman.[mil]

Share
Leave a comment