Air Mata Drupadi dan Nasihat Basudewa Krisna

TRANSINDONESIA.CO | Betapa hancur hati Drupadi, marah malu kecewa, sedih semua menjadi satu. Setelah pelecehan atas dirinya oleh para Kurawa munculah sumpah yang mengerikan dari Bima dan Drupadi. Bima bersumpah akan membunuh semua Kurawa, merobek robek tubuh Dursasana dan meminum darahnya. Juga akan meremukkan paha Duryudana. Drupadi bersumpah tidak akan menggelung rambutnya sebelum dikeramas dengan darah Dursasana. Drupadi meratapi nasibnya mengapa ini harus terjadi pada dirinya. Amarah dan dendam berkibar di hatinya.

Basudewa Krisna sahabatnya, datang memberi nasehat sebagai empati dan solidaritas serta menguatkan Drupadi.

Dalam kehidupan ada baik dan buruk manusia diberi kebebasan memilihnya. Apa yang terjadi pada dirinya bukanlah salahnya atau kejahatannya. Melainkan takdir demikianlah terjadi. Drupadi hanyalah sebagai sarana jalan takdir itu ada.

Dalam hidup dan kehidupan sadar atau tidak stratifikasi sosial dibangun kelompok kelompok tertentu untuk mengadu kekuatan. Di situlah kebaikan dan keburukan muncul.  Sadar atau tidak di semua sisi ada baik dan buruknya dari sisi mana kita melihatnya. Tatkala kita mampu melihat sisi kebaikan maka angkara murka ketamakan ketidakadilan harus dilenyapkan.

Dalam hidup dan kehidupan yang lemah akan termarginalkan, untuk kalah kalahan bahkan  dikorbankan. Bagi yang kuat akan merasa paling bisa dan akan mengkerdilkan bahkan membutakan dirinya akan kebenaran. Kuasa akan mendatangkan suka tatkala tanpa darma suka akan menjadi duka.

Dalam hidup dan kehidupan yang sama hanyalah rasa, walau berbeda beda apa yang dirasakan. Dunia membutakan jiwa tatkala
Harta dan kuasa menjadikan manusia lupa. Lupa kepada sesama, lupa kepada alam lingkungannya bahkan lupa kepada Tuhannya
Kuasa yang disalahgunakan sehingga kekuasaannya digunakan untuk kesenangan pribadinya maka kekuasaan akan menjadi angkara murka dan menyengsarakan rakyatnya.

Pemimpin yang jumawa, tamak dan penuh angkara murka sejatinya tidak memiliki teman, yang dimilikinya hanyalah penjilat. Kekuasaannya akan menjadi jebakan ragawi yang fana, keutamaan dan hakekat yang baka dianggap penghalangnya. Ketamakan akan diikuti sifat iri dengki dan kikir, tiada lagi rasa peka peduli dan bela rasa bagi sesamanya

Kesedihan Drupadi menjadi pengajaran hidup yang akan membukakan jendela hati dan pikirannya untuk dapat memaafkan. Karena perang akan menghasilkan kesedihan. Kemenangan kejayaan akan dipenuhi kesedihan dan air mata.  Peperangan sebagai amarah balas dendam akan mengorbankan orang orang tercinta. Perang akan menelan orang orang yang terkena karma. Perang merupakan perjalanan hidup yang sarat dengan pengorbanan nyawa harta benda, duka lara.

Penghinaan dan perlakuan tidak adil bagi Drupadi seakan melecehkan kebenaran keutamaan dan kemuliaan wanita. Pelecehan harkat martabat manusia akibat kecanduan dunia maka efeknya sangat luas.

Basudewa Krisna menjadi tempat berlindung, belajar, bertanya bagi Drupadi.  Walau banyak hal disampaikan kepada Drupadi tentang hidup dan kehidupan namun harga diri Drupadi terus berkobar. Basudewa mengingatkan bahwa:” Semakin diingat maka lukanya akan semakin  dalam. Kekuatan memaafkan bukan melupakan melainkan merelakan”.

Kemampuan memaafkan untuk mencegah perang besar. Namun angkara murka dan kejahatan memang harus dimusnahkan bahkan Basudewa Krisna mengatakan Pandawa harus bekerja keras untuk meraih kemenangan. Dan pewaris tahta Hastina bukanlah anak anak Drupadi melainkan cucu dari Pandawa.

Drupadi saat itu hatinya hanya marah dan marah serta membalas dendam. Perang satu satunya jalan mengembalikan kehormatan. Ia antara mendengar dan amarah di hati saling bertabrakan.

Dunia seakan tidak lagi membahagiakan hatinya jiwanya merasa telah didiskriminasi dan diperlakuan sewenang wenang yang dilandasi penghakiman secara subyektif, sejatinya akan menjadi pelajaran hidup yang membuka pada keutamaan dan kebijaksanaan. Jalan Tuhan adalah yang terbaik walau penuh perjuangan pengorbanan dan proses panjang yang berat untum mengikutinya. Rasa syukur akan menjadi penopang dan penyejuk jiwa yang menguatkan diri dalam menghadapi berbagai badai kehidupan.

Manusia boleh saja mengharapkan apa saja namun Tuhan memahami dan memberikan apa yang dibutuhkannya saja agar manusia bisa kembali kepadaNya. Pandanglah kebaikannya maka kebusukan bahkan kejahatannya menghilang. Demikian juga sebaliknya tatkala hanya melihat kebusukan dan kejahatannya kebaikannya akan menghilang. Banyak orang yang lebih menderita dan mengalami kesusahan dari diri kita, tatkala mampu mengatasi merasa paling dalam hal apapun di situlah kebahagiaan ditemukan.

Berpikir positif dan memberikan sesuatu dengan tulus dan apa yang terbaik akan membuka jalan keselamatan dan kebahagiaan. Buah tidak dipanen sesaat setelah ditanam melainkan memerlukan proses bahkan waktu yang cukup panjang. Demikian halnya dalam hidup dan kehidupan, hasil atau dampak suatu usaha tidak instan namun juga memerlukan proses panjang perjuangan berat bahkan mental dan keyakinan yang kuat.

Turangga 280921
Chryshnanda Dwilaksana

Share