Sejak 2010, Aisyiyah Bangun TK ABA Kairo Mesir

TRANSINDONESIA.CO | Di usia satu abad lebih, Aisyiyah telah sukses mengelola 22.000 TK Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) yang tersebar di seluruh Indonesia dan satu di Kairo. Menurut Zahrotun Nisa’, TK ABA Kairo berdiri tahun 2010 yang didasari atas rasa kepedulian terhadap anak bangsa Indonesia yang bermukim di Kairo. Anak-anak tersebut sudah memasuki usia dini sehingga berhak mengenyam pendidikan.

“Tidak adanya fasilitas pendidikan yang sesuai dengan karakter anak-anak Indonesia yang mampu mewadahi minat dan bakat anak, juga karena adanya perbedaan kultur dalam pola asuh pendidikan anak antara Mesir dan Indonesia,” terang perempuan yang biasa disapa Zahro ini kepada tim redaksi Muhammadiyah.or.id pada Sabtu (28/8/2021).

Zahro mengatakan bahwa niat dan semangat yang besar untuk berlomba dalam kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain juga menjadi bagian dari motivasi pendirian TK ABA Kairo ini. Meski demikian, tanggapan warga setempat dengan hadirnya TK ABA Kairo ini cukup beragam.

“Tanggapan warga setempat beragam. Dari yang senang dengan kehadirannya sampai ada juga yang merasa terganggu dengan suara anak-anak. Tetapi, kami selalu berusaha untuk menampung semua tanggapan tersebut dan mencari solusi terbaik agar TK ABA Kairo selalu bisa belajar untuk lebih baik,” tutur Ketua Majelis Lembaga Pengelola TK ABA Kairo ini.

Zahro juga turut menyampaikan bahwa keunikan TK ABA Kairo ini jika dilihat sebagai TK Indonesia di Kairo tentu memiliki kelebihan yaitu nilai-nilai Indonesia yang kental tertanam. Mulai dari bahasa pengantar, perayaan hari-hari besar, buku-buku pelajaran dari PP Muhammadiyah, dan lain-lain. Inilah yang menjadi alasan mengapa warga lokal belum dapat diterima di TK ABA Kairo.

“Untuk siswa Mesir asli, kami memang belum bisa menerima karena beberapa hal. Namun untuk anak Mesir yang memiliki orangtua campuran, misal, pernikahan Indonesia dan Mesir, masih bisa menjadi murid di TK ABA Kairo,” imbuh Zahro.

Meski badai pandemi Covid-19 juga menghantam negeri bekas Firaun ini, Zahro mengatakan bahwa selama pandemi proses belajar mengajar tetap berjalan dengan menggunakan dua sistem sekaligus, yaitu online dan offline. Karenanya, Zahro berharap Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah mengirimkan tenaga pengajar karena kurangnya guru di TK ABA Kairo.[*]

Share
Leave a comment