Banjir Luwu Utara Rendam Dua Dusun

TRANSINDONESIA.CO | Banjir melanda Desa Suka Harapan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan yang dipicu tingginya curah hujan serta meluapnya Sungai Uraso dan Lampuawa, Jumat (6/8/2021) pukul 07.00 waktu setempat atau WITA.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara Muslim Muckhtar mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah mempersiapkan kebutuhan logistik bagi para warga terdampak banjir.

“Saat ini kami sedang mempersiapkan kebutuhan logistik dasar bagi para warga terdampak, terutama bahan pangan sambil menunggu hasil assesment tim di lapangan,” ucapnya melalui sambungan telepon, Jumat (6/8/2021).

Muckhtar juga menjelaskan bahwa Desa Sukaharapan Marobo merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan dua sungai, yaitu Sungai Uraso dan Sungai Lampuawa sehingga ketika curah hujan tinggi, wilayah tersebut menjadi rentan terjadi banjir.

“Hujan telah mengguyur Desa Sukaharapan Marobo sejak semalam hingga pagi ini, terlebih desa ini merupakan wilayah yang menjadi pertemuan dua sungai, yaitu Sungai Uraso dan Lampuawa sehingga rentan terjadi banjir,” jelasnya.

Selain itu, salah satu anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Luwu Utara Tomi Yusuf turut mengungkapkan bahwa sampai saat ini pihaknya masih melakukan assesment pada lokasi terdampak dan mengarahkan warga untuk melakukan evakuasi mandiri serta berkoordinasi dengan berbagai pihak.

“Saat ini kami masih melakukan assesment dan pengambilan data pada wilayah terdampak serta membangun komunikasi dengan pemerintah desa dan kecamatan bersama unsur TNI, Polri Babinsa dan Babinkantibmas,” ungkap Tomi.

“Kami juga membantu mengarahkan warga terdampak untuk mencari tempat yang lebih aman dan melakukan evaluasi secara mandiri,” lanjut Tomi melalui pesan digital.

Adapun Muckhtar mengatakan bahwa warga terdampak telah melakukan evakuasi mandiri ke rumah tetangga dan menyebrang ke desa lain serta bertahan di rumah.

“Para warga terdampak melakukan evakuasi ke rumah tetangga dan menyebrang ke desa lain. Namun masih ada yang bertahan di rumah masing-masing,” tambah Muckhtar.

Kemudian Muckhtar turut mengungkapkan kebutuhan dalam upaya penanganan banjir. “Saat ini kondisi cuaca masih mendung dan banjir belum surut. Untuk itu kami membutuhkan tambahan perahu, pelampung serta velbed untuk giat penanganan banjir di Desa ini,” tuturnya.

Banjir dengan tinggi muka air (TMA) 20 sampai 50 sentimeter ini merendam ±25 unit rumah, 15 hektar lahan pertanian, 30 hektar lahan sawit, 10 hektar lahan jagung, empat gedung gereja, satu unit kantor Desa, satu unit Sekolah Dasar dan satu unit Taman Kanak-Kanak. Adapun sebanyak ±25 KK terdampak akibat banjir tersebut.[kan]

Share
Leave a comment