Seni Borobuduran

TRANSINDONESIA.CO | Ide mengembangkan seni Borobuduran berawan dari bincang bincang dengan Mas Yulianto Liestiono seorang pelukis, pekerja seni, guru menggambar dan pendiri galeri milenial.

Pada awal mendiskusikan kegiatan kegiatan kesenian di Kampoeng Semar, mas Yuli begitu saya biasa memanggilnya menggulirkan ide mengembangkan seni Borobuduran. Awalnya saya belum tergambar apa yang akan dilakukan.

Dari beberapa dialog dengan teman teman seperti pak Gatot Eko Cahyono, pak Aisul Yanto, mas Joko Kisworo, juga rekan rekan Kampoeng Semar dan tim Rumah Gagas Kreatif yang dipimpin Agus boyo munculah gagasan gagasan untuk menggerakkan aktivitas seni budaya Borobuduran antara lain:

1. Social engineering (menata lingkungan dengan menanam bunga atau apa saja agar ada sesuatu pembeda dengan yang lainnya).

2. Pameran dilakukan dengan off line maupun on line.

3. Dialog Kongsen yang dilakukan seminggu satu kali pada setiap kamis malam.

4. Penulisan apresiasi dan interpretasi atas para maestro yang mulai memudar dan dilupakan.

5. My house my galery dari rumah kita seni dimulai.

6. Branding sahabat sahabat Kamsem (10 point refleksi sahabat Kamsem).

7. Kuratorial kata karya sahabat k
kamsem untuk memukai melihat kelebihan karya karya orang lain dan melukiskannya.

8. On the spot yang dilakukan perorangan maupun kelompok dan didokumentasikan.

9. Memberdayakan media sebagai wadah dan jembatan komunikasinya

Seni Borobuduran tentu memerlukan komitmen dan dilaksanakan secara konsisten. Kerja keras dan kerja cerdas. Konteks seni Borobuduran memerlukan orang orang yang berani nggetih memotivasi dan kerja bantingan bukan kaum ngendhas ngendhasi yang membuat mbleret semangat. Pengembangan art performance Kamsem seperti tari, wayang, musik, jatilan, pameran off line dan kegiatan borobudur book bienal, terpaksa harus banting stir tatkala terjadi pandemi Covid-19.

Kamsem sebagai wadah pijakan seni Borobuduran di era pandemi Covid-19 memulai dari:

1. Pameran :
a. Pameran Online Cibuburan
b. Pameran berdamai CDL dengan Aisul Yanto di Balai Budaya Jakarta.
c. Pameran tunggal CDL “Art Policing” di gedung NTMC Korlantas Polri
d. Pameran Tjokot dan Cokotisme di Balai Budaya Jakarta
e. Pameran Ipe Maaruf Balai Budaya Jakarta
f. Pameran Pramono Pramoedjo di Balai Budaya Jakarta
g. Pameran Tribute to Nashar di Balai Budaya Jakarta

2. Diskusi dalam “Kongkow Seni Kampoeng Semar” yang dilaksanakan secara reguler setiap Kamis malam dengan berbagai topik yang dimulai sejak 20 Mei 2020. Pembahasan Kongsen Kamsem yang sudah lebih 60 seri antara lain:
a. Tokoh seniman
b. Seni rupa
c. Seni musik
d. Seni wayang
e. Kajian kajian seni
f. Seni dan industri
g. Kartun dan karikatur
h. Seni sastra
i. Seni pertunjukkan
j. Ilustrator dan ilustrasi
k. Seni patung
l. Seni membaca relief
m. Pariwisata

3. My house my galery dimulai dari podcast ke rumah rumah Sahabat Kampoeng Semar antara lain:
a. Rumah pelukis Dedy Paw
b. Rumah dan galeri Liman jawi
c. Rumah dan musium Oe Hong Djien
d. Rumah dan work shop pematung Dunadi
e. Rumah dan Galeri Timboel Rahardjo
f. Rumah Seni Sutanto Mendut
g. Musium Basoeki Abdullah
h. Musium Dullah
i. Musium Affandi
j. Rumah dan galeri pelukis Hatmojo
k. Rumah dan galeri pelukis Nurfuad
l. Rumah dan galeri pelukis Joko Kisworo
m. Rumah dan galeri pelukis Arifin Jombor
n. Musium Widajat
o. Musium Sudirman Magelang
p. Pasar Seni Ancol
q. Rumah pelukis Wayang Beber Bu Ning (Istiarningsih ) Solo
r. Rumah dan galeri mobil antik “Kebon” Bali
s. Puri lukisan Ubud
t. Galeri Agung Rai (Arma) Ubud
u. Rumah dan Musium Tjokot Desa Jati Bali
v. Puri Ubud
w. The pita maha royal hotel and resort
x. Puri Langon
y. Desa wisata suku Sasak Lombok
z. Musium Timah Bangka
aa. Rumah dan galeri pelukis Susilo Budi Purwanto
bb. Wot Batu dan Galeri Sunaryo, dll

4. Penulisan dan penerbitan buku bunga rampai dalam pendekatan apresiasi dan interpretasi:
a. Ekspresif Magis Tjokot dan Cokotisme
b. Jalan Sunyi Sang Maestro Ippe Maaruf
c. Guyon Maton Pramono
d. Kidung Jiwa Nashar, tonggak dan martir seni abstrak Indonesia

Seni Borobuduran masih jauh dari apa yang diharapkan banyak hal yang harus diperbaiki ditingkatkan dan diperjuangkan. Spirit sahabat sahabat Kamsem dalam menumbuh kembangkan seni Borobuduran membagikan kebahagiaan yang dapat menjadi penyemangat di masa pandemi.

Semoga terus bergulir langkah ke seribu akan di mulai dari langkah pertama. Langkah pertama sudah dilakukan sahabat sahabat kampoeng semar untuk mencapai langkah ke seribu.

Cahaya Tengah Hari 010821
Chryshnanda Dwilaksana

Share