Abstrak Andi Suandi: Refleksi Jiwa Ungkapan Syukur atas Hidup dan Kehidupan

TRANSINDONESIA.CO | Karya karya Abstrak Andi Suandi, Perupa kelahiran Cirebon 55 tahun yang lalu karyanya merupakan suatu :” social life requires distance to respect each other”. Karyanya mengungkapkan bahwa “distance is a cultural movement that will give birth to artist ideas and ideas in their work so that distance becomes a part of global life and we live in a global world”.

Andi dalam berkarya melalui apa saja untuk menyalurkan kegelisahan hatinya. Ada kalanya ia menggunakan kertas, kanvas bahkan mixmedia yang kesemuanya berbasis pada cultural roots. Andi di dalam katalog seninya mengungkapkan; “Abstract art for me is a sense of life that never goes away, it is eternal in every soul and art work becomes an automatic process that never goes away, when I scratch or create a work, it moves, flows with power from within and a tempestuous expression”.

Andi Suandi tidak hanya aktif sebagai pelukis, tetapi juga menulis dan berorganisasi dalam kegiatan berkesenian. Andi sebagai Ketua Peruja (Perupa Jakarta) menulis beberapa buku di antaranya; “Antologi Puisi” yang menggambarkan Andi Suandi sebagai peziarah.

Peziarahanya dianalogikan  sebagai pejalan cahaya yang akan menembus ruang dan waktu, karena kehendak-Nya. Buku ini berisi sekitar 160 puisi yang dihiasi karya hitam putih Andi. Buku antologi puisi Andi banyak menceritakan pengalaman spiritual baik dalam berkarya maupun kehidupan sehari hari dan buku ini merupakan cerminan hidup dalam menjalani kehidupan kita sebagai insan fil Ardi, sebagai Khalifah di muka bumi. Andi Suandi juga menulis buku “dari Nol ke Nol”. Yang berisi kajian, renungan dan catatan seni lukis Andi Suandi, didalam proses berkarya, dimana awalnya kehidupan merupakan dari kosong kembali kepada kosong di sanalah Andi mengakui menemukan arti berkarya yang sesungguhnya.bentuk, raga, garis dan warna,kelembutan gerak merupakan unsur unsur yang menghasilkan wujud simbolis.

Melalui karya karyanya Andi merasakan dapat menyampaikan gagasan gagasan untuk kenyataan kenyataan yang tak dikenal. Nol ke nol merupakan kerendahan hati kita di hadapan sang jagat, yang maha dan kita hanya sebutir debu yang bisa menggerakkan itu karena kehendak-Nya dan kita akan kembali kepada kosong sebagai siklus kehidupan.

Buku Tatabuhan, yang juga karya Andi merupakan: refleksi rasa syukur terhadap sang pencipta dan alam. Buku ini merupakan upaya menggali dan menanamkan kembali kearifan lokal secara inheren lewat seni yang di wujudkan dalam bentuk konsep dan perilaku seni, sebagai gerakan kembali pada basis nilai budaya sebagai bagian dalam upaya membangun identitas bangsa.

Karya Abstrak Andi Suandi merupakan: “refleksi jiwa ungkapan syukur atas hidup dan kehidupan yang berakar pada kebudayaan”. Andi juga berekspresi lewat karya mix media pada kanvas dan tali temali juga dirinya sebagai media ekspresi berkarya. Andi selaku mencoba menemukan sesuatu yang baru dan memerdekakan dirinya dalam berkarya. Rasa syukur atas hidup dan kehidupan diungkapnya dalam garis warna dan kata yang sarat makna. Karya Andi menjadi abstraksi jiwanya yang hidup tumbuh dan berkembang.*

Senja 010821
Chryshnanda Dwilaksana

Share