Perang Melawan Covid

TRANSINDONESIA.CO | Perang melawan pandemi adalah kerja panjang, pemerintah butuh kepercayaan masyarakat agar bisa bersama-sama menghadapi ini. Karena itu sejak hari pertama strategi penanganan COVID-19 di Jakarta selalu mengedepankan transparansi, tidak ada yang ditutup-tutupi dan selalu berdasarkan pendekatan ilmiah, percaya pada ilmuwan.

Kali ini kami Pemprov DKI Jakarta kembali berkolaborasi dengan para ilmuwan. Dinkes DKI Jakarta, TIM FKM-UI, Lembaga Eijkman dan CDC Indonesia melakukan survei serologi DKI Jakarta pada 15-31 Maret lalu. Hasilnya, ditemukan bahwa separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.

Survei Serologi mengukur proporsi warga Jakarta yg memiliki antibodi terhadap virus SARS CoV-2, baik yang pernah dites PCR maupun tidak. Antibodi bisa terbentuk bila kita pernah terpapar atau sudah divaksinasi, ketika survei ini dilakukan baru 11,4% target penduduk Jakarta yg sudah divaksinasi tahap pertama.

Dari 4.919 orang sampel yang disurvei, ternyata hasilnya 44,5% sudah pernah terinfeksi virus SARS CoV-2 (terdeteksi antibodi)!

Proporsi ini jika dihitung ke penduduk Jakarta yang 10,6jt maka diperkirakan sekitar 4.717.000 penduduk Jakarta pernah terinfeksi pada akhir Maret lalu.

Sementara ketika survei ini dilakukan total kasus terkonfirmasi (berdasar tes PCR) di Jakarta adalah 382.055. Ini berarti dari jumlah 4,7 juta estimasi warga yang pernah terinfeksi hanya 8,1% yang terdeteksi. Padahal testing di Jakarta sudah sangat tinggi sekali, 10-20 kali lipat dari standar WHO.

Ini artinya banyak kasus tidak bergejala, sehingga tidak pernah dites PCR dan tidak terdeteksi. Kekebalan komunal akan lebih sulit tercapai karena Jakarta adalah kota terbuka, dengan mobilitas intra dan antar wilayah yang tinggi. Kemunculan varian-varian baru juga makin mempercepat penularan.

Virus ini elusive alias “licin” karena bisa terus bermutasi. Semakin kita tahu tentang virus ini, semakin kita bisa menyusun strategi menghadapinya. Pemprov DKI Jakarta mendukung penuh berbagai survei, uji klinis, penelitian di Jakarta terkait COVID, bahkan mengerahkan jajaran wilayah untuk ikut mengambil data survei. Bahkan beberapa penelitian tentang COVID di Jakarta sudah masuk jurnal internasional dan menjadi feedback bagi negara-negara lain.

Hasil survei serologi ini menjadi dasar ilmiah untuk pengambilan keputusan dan penyusunan strategi ke depan. Kami juga sudah laporkan juga ke Pemerintah Pusat/ KPC PEN.

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Dari sisi pemerintah terus memperkuat 3T (Testing, Tracing Treatment). Dan masyarakat harus disiplin 5M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Mengurangi mobilitas, Menghindari kerumunan).

Konsekuensinya kita harus memastikan semua yang beraktivitas di Ibu Kota memiliki kekebalan terhadap semua varian, sebagai antisipasi bila berubah menjadi endemi. Kami memperluas jangkauan vaksinasi dengan terus berkolaborasi di sentra-sentra vaksinasi dan mobil vaksin keliling.

Mari lindungi diri kita dengan divaksinasi. Vaksin terbaik adalah vaksin yang tersedia saat ini, jangan tunda lagi, daftar lewat JAKI.[abw]

Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta

Share