Masdarwis : Komunikasi dan Relasi Sosial
TRANSINDONESIA.CO | Inti administrasi adalah manajemen, inti mqnajemen adalah kepemimpinan, inti kepemimpinan adalah pemgambilan keputusan, inti pengambilan keputusan adalah human relation. Dalam konteks manusia sebagai mahkluk sosial maka komunikasi dan membangun relasi merupakan dasar atau fondasi bagi hidup dan kehidupan. Untuk dapat bertahan hidup tumbuh dan berkembang diperlukan adanya produktifitas yang dihasilkan dari berbagai aktivitas.
Dalam proses produktifitas melalui aktivitas, komunikasi dan relasi menjadi pemting dan perlu ditata atau dimanage melalui jejaring sosial. Dari komunikasi ini akan ada sesuatu yang dapat diketahui, dipahami, diimplementasikan dan dikembangkan.
Komunikasi sosial di era digital sekarang ini dijembatani salah satunya dengan media sosial. Namun, di balik kemajuan komunikasi sosial ada sesuatu yang kontra produktif atau menabur potensi konflik.
Dalam konteks ini sering dikatakan sebagai era post truth. Dimana kebemaran dan kebohongan diaduk menjadi issue dan diviralkan yang terus menerus sehingga mengobok obok opini publik untuk muncul atau terjadinya labeling yang dapat berkembang menjadi kebencian.
Tabuaran hoax seringkali menjadi senjata untuk mencari legitimasi dan solidaritas apalagi dibungkus dengan primordialisme. Logika akan luntur bahkan dapat dikatakan emosi yang tidak rasionalpun dipaksakan dengan berbagai dalih pembenaran. Di dalam primordialisme, biasanya yang dominan emosional dan spiritual sedangkan logika di nafikkan atau malah dikaburkan.
Di dalam masdarwis (masyarakat yang sadar seni budaya dan pariwisata) dapat menjadi wadah mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Masdarwis sendiri intinya dibangun melalui komunikasi dan relasi.
Konteks masdarwis dapat dijabarkan pada religi, seni, tradisi, hobi, komuniti hingga teknologi dapat dilakukan. Konteks produktofitas dengan berbagai aktifitasnya akan menjadi pilarnya. Walaupun di era digital semua bs dilakukan secara on line namun untuk dapat mencicipi nikmat dan asrinya tetap dengan cara off line. Tatap muka secara langsung dalam membangin kehangatan komunikasi di masa pandemi Covid-19 menjadi pukulan telak.
Memutus hubungan sosial manusia sebagai mahkluk sosial. Namun dalam komunikasi dan membangun relasi, teyap dibangun walaupun situasi dan kondisi sangat berdampak pada ketahanan, daya tangkal atas kesehatan. Konteks komunikasi sosial pada masdarwis di era pandemi sekarang ini dijembatani media, terutama media sosial walau ada berbagai potensi konflik yang kontra produktif.
Komunikasi sosial melalui media apalagi media sosial tingkat distorsinya sangat tinggi. Namun cara cara dialog secara tatap muka walau dalam jarak sosial masih dapat dikatakan sebagai solusi. Kemampuan berkomunikasi dalam masyarakat kebanyakkan apa yang dibaca kadang langsung telan tanpa dicerna dan terus memghakimi. Di era post truth justru penyebarnya kebanyakkan dari kalangan mengeah ke atas dan kaum cendekia yang menjadi penyambungnya. Mungkin hal tersebut kaum menengah ke atas dan kaum cendekia protes keras, ya bisa saja namun kekuatan postruth melalui hoaxnya ini justru merekalah yang seakan mencekoki dan mengobok obok emosi hingga logika kalangan bawah.
Kemampuan sbgai information checker ini lemah. Standar informasi yang dapat menjadi acuan sangat diperlukan. Karena persebaran informasi begitu cepat. Apapun, siapapun, di manapun, dapat menjadi viral, cepat menembus ruang dan waktu.
Peran komunikasi dan informasi akan menentukan sejauh mana mampu untuk: 1. Menginspirasi, 2. Menjadi standar informasi yang akurat, 3. Memberitahukan sesuatu yang baik dan benar, 4. Mengcounter issue kontraprodukyif dan 5. Mampu menghibur.
Komunikasi dan relasi akan menjadi penting dalam public relation yang didukung political will dan banyak ikon komunikator atau PR yang setidaknya dapat mengimplementasikan ke 5 point tersebut. Lagi lagi kepemimpinan tetap memegang peranan penting dalam membangun komunikasi dan relasi yang sehat.
Tatkala para public figur dan akademisi mampu menjadi ikon PR yang baik dan benar maka kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan memiliki daya tahan, daya saing, bahkan daya tangkal karena rakyatnya terus dicerdaskan. Dan masdarwis menjadikan jembatannya karena di situlah sesuatu yang ada dapat diberdayakan dan menjadi karakter yang inspiring, asri dan ngangeni.**
16 Mei 2021
Hari Komunikasi Sosial Sedunia
Chryshnanda Dilaksanakan