Jadi Tuan Rumah Rakernas Ikatan Mahasiswa Teknik Linkungan, Rektor Ubhara Jaya Sebut Dua Isu Penting soal Lingkungan
TRANSINDONESIA.CO | Ikatan Mahasiswa Teknik Linkungan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dengan peserta kurang lebih 358 Mahasiswa Teknik Lingkungan dari 58 Perguruan Tinggi se-Indonesia. Sebagai tuan rumah acara tersebut yaitu Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya).
Dalam sambutannya, Rektor Ubhara Jaya, Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H., M.M. menyampaikan dua poin penting untuk diperhatikan oleh para peserta Rekernas. Dua poin penting tersebut berkaitan dengan isu lingkungan terkini.
“Pada kesempatan ini, ijinkan saya menyampaikan dua point penting, pertama issu perdebatan perubahan iklim dan point kedua peran peran strategis mahasiswa Teknik Lingkungan dalam proses pembangunan bangsa termasuk penanganan perubahan iklim, sehingga dapat menjamin pembangunan yang berkelanjutan,” sebut Bambang pada saat memberikan sambutan, Jumat (30/4/2021).
Bambang menjelaskan, isu substansial yang sekarang sedang menjadi perdebatan internasional dan mempunyai dampak yang meluas adalah perubahan iklim (climate change), dan telah melibatkan multipihak, seperti pemerintah, swasta, NGO, mahasiswa, pemerhati lingkungan hidup untuk mencari solusi atas fenomena pemanasan global, dimana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu.
Berdasarkan data, lebih lanjut Bambang merinci, beberapa faktor penyebab perubahan iklim tersebut, antara lain, efek gas rumah kaca, pemanasan global, kerusakan lapisan ozon, kerusakan fungsi hutan, penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol dan gas buang industri.
“Perubahan iklim tersebut telah mendorong terjadinya perubahan pola curah hujan, angin dan kemarau yang berkepanjangan, peningkatan volume air (laut) akibat mencairnya es di kutup sehingga peluang hilangnya sebuah pulau bisa terjadi, terjadinya bencana alam berupa hilangnya sumber air, kebakaran hutan, angin puting beliung, terjangan badai seperti yang terjadi beberapa minggu lalu di NTT.,” demikian Bambang paparkan.
Oleh karenanya, Bambang berharap, Mahasiswa Teknik Lingkungan, tidak hanya belajar tentang upaya bagaimana mengeksplorasi dan eksploitasi lingkungan, tetapi juga harus mempelajari secara bersungguh-sungguh upaya keamanan lingkungan.
“Bagaimana lingkungan dapat dikelola secara berkelanjutan,” sergah Purnawirawan Polisi berpangkat Irjen itu.
Sehingga, mahasiswa Teknik LIngkungan dapat memberikan alternatif pembangunan yang bersahabat dengan alam dan dinikmati oleh anak cucu mendatang.
“Dengan bantuan teknologi maka pembangunan dapat dijalankan tanpa merusak wajah bumi, bahkan sebaliknya pembangunan dapat memberikan effek restorasi pada alam,” sebut Bambang.[rls]