James Bond Kampung
TRANSINDONESIA.CO – Stelah beberapa hari di kota Maputo Mozambique, kami mulai berjalan jalan menelusuri kota. Saya bersama Kapten Andi Takdir dan Lettu Joko Lukito menelusuri lorong lorong pelabuhan cuaca pada waktu itu sejuk angin sepoi sepoi. Tatkala di sudut pelabuhan kami melihat ada beberapa orang Mozambique sepertinya membongkar kontainer dan memindahkan ke tempat lain.
Jiwa polisi kami muncul. Kapten Andi langsung berkata: “itu pencurian dan pasti ada penyelundupan”. “wah bener bang” sahut Letnan Joko. “ayo kita selidiki” kata Kapten Andi. Kami mulai mengendap endap seperti sherlock holmes mengamati tersangka yang sedang beraksi. Kami berandai andai. Ini batang apa ya. Kok kayaknya Narkoba kata Letnan Joko. “mana mungkin” sahut Kapten Andi.
Mereka berdua memang bertugas pada fungsi Reserse. Passion penyidiknya secara spontan bagai reflek muncul. Kami mengendap endap maju makin lama makin dekat. Gaya kami memang seperti penyelidikan tindak pidana seperti apa yang dilakukan di negara Indonesia. Ini kok kayak James Bond kampung saja.
Saya coba berbisik : “bang kita ini mau menyelidiki apa dan untuk apa?”
“Ssst tenang kita harus tahu ini kalau bisa kita bongkar” kata Kapten Andi
“Bang kita ini bukan di kampung kita” kata Letnan Joko.
“Sudahlah ga usah takut ayo maju terus!”
Saya membayangkan ini kalau mereka tahu akan ada keributan. Sebagai orang asing yang tidak paham bahasa lokal tidak paham wilayah dan lingkungan kalau terjadi sesuatu pasti ribet urusannya. Benar juga dugaan saya. Salah satu di antara mereka berteriak. Kami tidak paham maksud teriakannya. Yang jelas kami sangat terkejut melihat mereka berteriak teriak sambil mengangkat tangannya dengan kepalan kepalan tanda mereka terusik dengan keberadaan kami. Kami secara reflek berpura pura sedang olah raga jogging.
“Sepertinya mereka mengejar kita” Letnan Joko berteriak.
Kapten Andi nampaknya baru sadar ini bukan di kampungnya. Apa mau dikata mereka terlanjur mengejar. Kami pun lari sekencang kencangnya seperti dikejar demit. Sungguh kami bertiga terbirit birit. Kota Maputo dibangun Portugis seperti model blok blok sehingga banyak perempatan yang mudah kami berbelok mencari jalan menuju hotel. Mereka terus mengikuti kami. Kamipun g kalah akal dengan menyusuri di antara pedagang pedagang kaki lima. Penyamaran kami tentu tidak tepat kami orang asia di antara orang Afrika pasti akan nampak. Mereka ada lima orang hitam legam besar besar jarak semakin dekat. Memang bangsa Indonesia tidak salah selalu mengatakan untungnya, ya untungnya sudah dekat hotel dan dengan sekelebatan kami langsung belok masuk hotel. Untung lagi mereka tidak berani masuk lobi hotel. Dengan terengah engah kami mulai saling ngedumel. “Abang sih sok sok an, emang kita ini James Bond yang bisa menghajar ke mana mana” kata Letnan Joko. Kapten Andi hanya tersenyum dengan kumis tebalnya dan terus naik ke lantai 7.
Saya hanya berkata dalam hati: “James Bon kampung sok sok an”. Tidak berani terucap karena mereka senior senior saya.
Kantor Turangga menuju Tegal Parang
Jakarta 10 Pebruari 2021
Teriring doa semoga berbahagia di Surga buat almarhum Kombes Andi Takdir Rahman Tiro dan Almarhum AKBP Joko Lukito
Penulis: Brigadir Jenderal Polisi Chrysnanda Dwilaksana