“Rukun” Membangun Solidaritas Sosial : Hari Persahabatan Kemanusiaan Internasiona

TRANSINDONESIA.CO – Persahabatan bagi kemanusiaan merupakan bentuk solidaritas sosial. Dalam kehidupan manusia sebagai mahkluk sosial sering kali dicabik cabik adanya konflik sosial, pertikaian bersenjata hingga peperangan dengan berbagai dalih atau atas nama apa saja semua merusak sendi sendi kemanusiaan.

Martabat manusia menjadi terkoyak bahkan dicampakkan dan terus dikorbankan atau yg menjadi korban kepentingan sgelintir orang atau sekelompok orang. Anak anak kaum perempuan kaum lanjut usia paling rentan menjadi korban. Mereka harus terpisah dari keluarganya, cacat, menderita kemiskinan, berpenyakit hingga kematian akan dihadapi dan menjadi pemandangan di mana mana. Kerukunan persahabatan solidaritas sosial menjadi kekuatan bagi manusia dan kemanusiaan.

Manusia untuk dapat bertahan hidup tumbuh dan berkembang diperlukan adanya produktifitas. Konflik sosial dan berbagai hal yg tidak rukun berdampak pada sesuatu yang kontraproduktif. Pepatah jawa mengatakan : ” rukun agawe santosa crah agawe bubrah”. rukun akan menjadikan sejahtera dan konflik berdampak pd kehancuran. Koteks rukun ini juga dapat dikaitkan dalam kesatuan dan persatuan yang merupakan soft power bagi pembangunan masyarakat bangsa dan negara.

Di masa pandemi covid kehidupan sosial kemasyarakatan diputus dengan pandemi. Dari physical distancing sd social distancing semua memangkas banyak aktifitas dan sangat kintra produktif. Belum lagi penularan yang masif dalam kurva yg terus membumbung. Korban pandemi vovid ada di mana mana dan dapat mengena kod siapa saja.

Protokol covid seakan memutus kemanusiaan rasa hormat rasa cinta pun dipangkas dg berbagai alasan penukaran pandemi. Di masa pandemi covid ada bencana msh ada konflik ada kelaparan semua ini menghantam kemanusiaan. Pendidikan pun terpaksa daring. Kegiatan belajar mengajar seakan menjadi penyebab kluster baru bagibpenyebaran pandemi covid 19. Acara acara kemasyarakat terpaksa ditutup dibatasi hingga hrs lock down. Bagi yang memiliki penyakit bawaan atau comorbid menjadi semakin was was penuh rasa ketakutan. Keluargapun bis menjadi kluster baru.semua terkena dampak scr ekonomu sosial psikis dan banyak hal lain.

Pada situasi emergency dan contigency banyak petugas yg jg terpapar bahkan jg terancam tertular atau bisa juga menjadi penular.

Pandemi covid 19 seakan perang dunia ke 3 dengan biologi. Solidaritas sosial dengan rukun landasanya akan membuat bangsa negara bahkan dunia memiliki rasa peka peduli bela rasa. Membangun rukun ini dimulai dari bawah dari kalangan kalangan yang boleh dikatakan susah atau berkesusahan sehingga jiwa solidaritas ini akan ada. Hal ini bersa berlanjut terus sampai ke kalangan kaalangan atas. Walaupun rukun ini memerlukan political will faktanya yang membuat rukun dan banyak kepentingan kalangan atas dengan berbagai dalih dan jurus jurus pwmbenaranya. Di hari persabatan kemanusiaan internasional bangsa kita dapat menunjukkan ” rukun” dan berbagai solidaritas sosial bagi kemanusiaan untukbterus bertahan hidup tumbuh dan berkembang.

Jakarta 7 Februari 2021

Oleh : Chrysnanda Dwilaksana

Share