Merawat Semangat Tenaga Medis RS Covid Wisma Atlet: Stand Up Comedy hingga Hipnoterapi

TRANSINDONESIA.CO – Bisa dibayangkan, beratnya tekanan psikis bekerja selama berminggu-minggu merawat pasien Covid-19 dan dilarang keluar area rumah sakit. Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, rumah sakit covid terbesar di dunia, punya berbagai cara menghibur tenaga medisnya. Inilah yang membuat RS Darurat Covid Wisma Atlet Kemayoran yang dikomandani Mayjen TNI Tugas Ratmono memiliki catatan gemilang, nol kematian tenaga medis.

Suasana meriah berlangsung di area taman belakang RS Darurat Covid Wisma Atlet Kemayoran, tepatnya di belakang tower 2, Kamis, 22 Oktober 2020. Ratusan tenaga medisnya tengah dihibur WOW Day LP (Leadership Program) 168, sebuah lembaga pengembangan kepribadian milik Asia Works.

RSDC Wisma Atlet dioperasikan sejak 23 Maret 2020. Berarti sudah tujuh bulan RS Covid yang sanggup menampung lebih dari 10 ribu pasien Covid-19, beroperasi. Total pekerja di RSDC Wisma Atlet sebanyak 2.571 orang. Dari jumlah itu, 1.952 adalah tenaga medis. Mereka terdiri dari para dokter, perawat, apoteker, bidan, ahli gizi, analis laboratorium, rekam medik, dan praktisi kesehatan lingkungan. Mereka hingga kini sudah merawat lebih dari 20 ribu pasien Covid-19.

Para tenaga medis dilarang keluar RSDC Wisma Atlet selama berbulan-bulan demi menjaga konsep ‘Jangan Tertular dan Jangan Menulari’. Nah untuk menghibur para tenaga medis, Koordinator Wisma Atlet Kemayoran yang juga Kepala Pusat Kesehatan TNI, Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono Sp.S., M.A.R.S., M.H memberlakukan manajemen gembira. Dengan selalu gembira, imunitas para tenaga medis meningkat dan dampaknya pelayanan serta parawatan pasien Covid-19 menjadi optimal.

Acara pada Kamis, 22 Oktober 2020 adalah bagian dari manajemen gembira RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Acara dibuka dengan sambutan Koordinator Lapangan RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut drg. Muhammad Arifin Sp.Ort., M.Tr.Opsla.

“Saya pastikan, sejak rumah sakit ini berdiri hingga sekarang, saya lihat semangat teman-teman tetap tidak berubah. Mereka masuk ke sini, jiwanya sudah petarung. Pantang pulang sebelum corona tumbang. Terima kasih atas semangatnya,” kata Letkol M Arifin.

Sebelum acara berlanjut, panitia WOW Day LP 168 membagikan makanan siang persembahan Lola Amaria, aktris sinetron ini kini menggeluti dunia kuliner. Lewat sebuah layar besar, Lola Amaria dalam pesan yang direkam, menyuntikkan kata-kata semangat.

Acara dimulai dengan stretching tubuh. Kiki, praktisi stretching tubuh WOW Day LP 168 tampil ke depan. Ia berdiri di bangku beton jumbo. Meski bertubuh mungil, posisi di ketinggian membuatnya bisa dilihat semua peserta.

Kiki memberi aba-aba dan semua peserta mengikuti gerakannya. Dari gerak mudah seperti menghirup dan menghembuskan napas,  memutar pinggul, mengangkat kaki, hingga gerakan sulit seperti menekuk tangan punggung.

“Stretching ini penting untuk para tenaga medis di RS Darurat Covid Wisma Atlet. Mereka saat bekerja merawat pasien, pastinya gerakannya monoton. Nah ini kita perlu lenturkan kembali, tujuan agar tubuh kembali segar,” kata Mia Amelia, penanggung jawab acara WOW Day LP 168.

Usai menekuk-nekuk tubuh, peserta kembali duduk. Mereka kemudian dihibur Sangkara Band. Lagu khusus dipersembahkan dengan lirik mengenai Corona. “Dirimu tidak diharapkan. Hadirmu tidak diinginkan. Oh corona…berakhirlah engkau di dalam gelapnya sepi sendirian…” begitu lirik lagu dari Sangkara Band.

Layaknya sebuah band tengah menghibur penggemarnya, vokalis Sangkara Band meminta para tenaga kesehatan untuk menyanyi bersama-sama reff lagu. “Ayo bersama-sama…Oh corona…pergi, pergi, pergiiii..”

Hiburan lanjutan dengan menampilkan Asep Suaji, aktor stand up comedy. “Orang menyebut saya mirip Crishjohn, tetapi hati saya mirip Kris Dayanti, lembut dan romantis,” kata Asep cengengesan dan spontan diikuti gelak tawa para tenaga medis. Asep Suaji melanjutkan aksinya selama 10 menit, mengocok perut para tenaga medis.

Setelah relax dengan lagu dan guyonan stand up comedy, peserta diajak meditasi untuk melepas beban yang memenuhi jiwa. Dua praktisi meditasi releasing, Astrid dan Henry meminta para tenaga medis menutup mata. Dengan suara lembut, Astrid dan Henry mengajak peserta menuju alam bawah sadar.

“Berterima kasihlah pada tubuh kita, please forgive me,” kata Astrid dan Hendry bergantian men-sugesti para tenaga medis rangkaian kata-kata lembut, menyejukkan jiwa.

“Ini disebut meditasi releasing, meditasi jaringan tubuh. Kita seringkali bekerja terus-menerus, lupa mengistirakan badan. Maka agar badan kembali segar, kita perlu berterima kasih kepada badan kita sendiri,” cetus Mia Amelia, penanggung jawab acara WOW Day LP 168 di Wisma Atlet.

Sebelum meditasi berakhir, anggota WOW Day LP 168, menaruh bingkisan spesial dan sepotong bunga di pangkuan tenaga medis. Begitu membuka matanya, tenaga medis terkejut. Mereka  spontan mengangkat dan mengayun-ayunkan bunga sebagai tanda terima kasih dan kegembiraan.

Dalam bingkisan itu juga terdapat surat yang dikirimkan masyarakat dan ditulis tangan. Tulisan berisi ucapan terima kasih dan dukungan bagi tenaga medis yang berjuang melawan Corona.

Yohana Teodosia Setu, perawat RSDC Wisma Atlet dari Kupang NTT berkaca-kaca dan meneteskan air mata saat membaca surat. “Saya merasa bahagia bahwa kita tidak berjuang sendiri, kita berjuang bersama-sama masyarakat,” kata Yohana sambil terisak.

Terima kasih para tenaga medis Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kalian pahlawan negeri ini dalam memerangi pendemi Covid-19, kami masyarakat Indonesia selalu mendukung dan mendoakanmu.[Mada Mahfud]

Share
Leave a comment