Pandemi Virus Corona Renggut Lebih 936.000 Orang Meninggal

TRANSINDONESIA.CO – Pandemi corona telah menewaskan sedikitnya 936.095 orang di seluruh dunia sejak muncul di China akhir tahun lalu, demikian menurut perhitungan AFP pada 1100 GMT pada hari Rabu berdasarkan sumber resmi. Lebih dari 29,6 juta kasus telah dikonfirmasi.

Amerika mengalami kematian terbanyak dengan 195.961, diikuti Brasil dengan 133.119, India dengan 82.066, Meksiko 71.678, dan Inggris 41.664.

Dikutip dari Voaindonesia, Kamis (17/9), data kementerian kesehatan India menunjukkan total kasus virus corona di negara itu melampaui lima juta ketika pandemi menyebar pada tingkat yang lebih cepat.

India sekarang memiliki 5,02 juta infeksi, dengan satu juta kasus terbaru hanya dalam 11 hari yang menjadi rekor dunia.

Dalam pidato kenegaraan tahunan pertamanya di Uni Eropa, ketua UE Ursula von der Leyen bertekad Eropa akan memimpin pencarian vaksin secara global dan mendukung badan multilateral seperti Organisasi Kesehatan Dunia.

“Tak seorang pun diantara kita akan aman sampai kita semua aman – di mana pun kita tinggal, apa pun yang kita miliki,” katanya. “Nasionalisme vaksin membahayakan jiwa. Kerja sama vaksin menyelamatkan mereka.”

Di Amerika, Presiden Donald Trump bahkan mempercepat prediksi optimisnya. Dalam acara di balai kota yang disiarkan jaringan televisi ABC News, ia mengatakan vaksin mungkin tersedia dalam waktu satu bulan. “Dalam beberapa minggu kita akan memperolehnya, bisa jadi tiga empat minggu,” katanya.

Di Madrid, wilayah Spanyol yang paling keras terkena pandemi, pemerintah setempat mempertimbangkan langkah-langkah penutupan wilayah setempat di lingkungan yang mencatat kenaikan infeksi terbesar.

Wakil kepala kesehatan wilayah, Antonio Zapatero, mengatakan pembatasan akan melibatkan jumlah peserta pertemuan dan pergerakan orang serta akan diumumkan pada akhir minggu.

Sementara itu sinagog Besar Yerusalem akan ditutup untuk pertama kalinya selama Tahun Baru Yahudi ketika Israel bersiap untuk penutupan wilayah kedua, menjadikannya negara pertama yang memberlakukan penutupan nasional kedua setelah mencatat tingkat infeksi tertinggi di dunia selama dua minggu terakhir. [my/jm]

Share
Leave a comment