Mereformasi Birokrasi Keniscayaan atau Kewajiban?
TRANSINDONESIA.CO – Kata kata reformasi birokrasi sering diungkapkan bahkan menjadi jargon berbagai kesempatan atau untuk berbagai kepentingan. Fakta yang dihadapi kadang memang tidak sesuai dengan harapan. Fakta menunjukkan bahwa core value yang anti perubahan juga masih kental. Kaum mapan dan nyaman masih saja memelihara berbagai dominasi dan pendominasiannya pada berbagai sumber daya. Political will pun seperti masih pada akar yang lama. Cara cara feodal, konvensional, kehormatan semu, kebanggaan materi, semua masih bercokol dan menjadi pujaan.
Perubahan begitu cepat. Tuntutan, harapan, tantangan, kebutuhan bahkan ancaman di masa kini memaksa melakukan perubahan. Mau tidak mau perubahan menjadi suatu keniscayaan. Keengganan berubah atau berubah yang setengah ini membuat birokrasi makin migren dan terombang ambing. Bertahan pada yang eksisting salah mengikuti yang baru belum mampu sumber daya terbatas dan banyak hal lain yang berdampak pada birokrasi yang mandul pada produktifitasnya.
Menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan perubahan jaman untuk memperbaiki kesalahan masa lalu, mengatasi ancaman ancaman serta untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Membuat rasionalisasi dan dijabarkan dalam implementasinya sebagai wujud grand strategi
2. Tunjukkan adanya program program visioner yang berkaitan dengan reformasi birokrasi, pelayanan prima dan anti korupsi
3. Mengimplementasikan Strategi :a. akademik, b. hukum , c. Operasional , d. media , e. soft power dan, f. politik
4. Segera berbenah untuk mewujudkan point 1 sampai 4
5. Kepemimpinan yang transformatif
6. Membangun tim transformasi sebagai back up system
7. Membangun infrastruktur dan sistem sistem modern berasis IT
8. Membangun SDM yang profesional untuk siap mengawaki
9. Membuat program-program unggulan
10. Menerapkan program-program unggulan tersebut pada pilot projek
11. Selalu monitoring dan evaluasi
12. Buat pola pola pengembangannya
Langkah langkah di atas bukanlah obat dewa manjur melainkan sebagai panduan untuk membantu memberdayakan potensi potensi yang ada secara efektif dan efisien.
Perubahan adalah keniscayaan, yang dapat bertahan sepanjang jaman bukan yang kuat bukan yang besar bukan yang kaya melainkan yang mampu menyesuaikan dan dinamis terhadap perubahan.**
[Chryshnanda Dwilaksana]