TRANSINDONESIA.CO – Chryshnanda Dwilaksana
Penyair memilih kata demi kata dalam analogi fakta rasa yang di olah dalam jiwa. Sesederhana apapun itu, kontemplasi untuk memahami makna kata memerlukan kepekaan indera dalam jiwa yang mampu menjadi dialog untuk menelusurinya.
Karya SDD (Sapardi Djoko Damono) lembut sarat makna menembus jiwa sedalam rasa kemanusiaannya.
Analogi atas cinta pun dalam kata disuguhkan dalam dialog kayu yang tak sempat menyampaikan kata kepada api yang menjadikannya abu atau awan yang tak juga sempat memberi isyarat kepada hujan yang membuatnya tiada.
Cinta adalah rasa yang tidak sederhana namun diungkapkan dalam dialog yang sederhana, namum sarat makna.
Dalam doa kepada yang dicintainya pun kata selamat menjadi harapan sebagai ungkapan sekaligus harapan.
Pada sajak suatu hari nanti, SDD menyadari betapa hidup ini fana namun karya akan lestari dan tetap ada bait bait syair akan terus berlari mencari dan memahami makna akan hidup dan kehidupan.
Sapardi adalah Sapardi yang menyadari apa yang ada dalam diri hidup dan kehidupannya.
Ia terus saja menulis.
Selamat jalan Pak selamat memasuki keabadian bersama sang khalik salamku kepada Tuhan untuk terus ada Sapardi Sapardi di masa depan.**