WHO Desak Para Pemimpin Dunia Bersatu Atasi Virus

TRANSINDONESIA.CO – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Senin memperingatkan ancaman terbesar dari pandemi Covid-19 bukanlah virus corona itu sendiri tetapi “kurangnya solidaritas global” dalam menghadapinya.

Dikutip dari Voaindonesia, Selasa (23/6/2020), Pimpinan WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut “percepatan” penyebaran virus dengan mengatakan hanya diperlukan waktu delapan haribagi perebakan sejuta kasus baru dibandingkan dengan tiga bulan pada satu juta kasus pertama.

Direktur jenderal WHO itu, berkomentar ketika berlangsung konferensi video KTT Pemerintah Dunia yang berbasis di Dubai.

Ghebreyesus mengatakan orang-orang harus bersatu untuk belajar dari pandemi, dan menambahkan pandemi tidak akan bisa dikalahkan jika “dunia terpecah”.

“Ancaman terbesar yang kita hadapi sekarang bukanlah virus itu sendiri, melainkan kurangnya solidaritas global dan kepemimpinan global. Kita tidak bisa mengalahkan pandemi ini dengan dunia yang terpecah. Bersama-sama, kita harus bekerja untuk memastikan pelajaran pandemi ini dipahami dan dunia tidak pernah lagi merasa tidak siap,” jelasnya.

Peringatan Tedros terhadap kurangnya solidaritas muncul setelah ia dan WHO menghadapi banyak kecaman sejak pandemi mulai merebak.

Presiden AS Donald Trump menyalahkan WHO karena terlalu memuji penanganan Cina terhadap wabah awal. Ia menyerang Tedros secara pribadi di tengah-tengah ketegangan politik antara Washington dan Beijing.

Menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, hingga Senin pagi, hampir sembilan juta orang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia dan lebih dari 468.000 telah meninggal.

Para ahli mengatakan angka sebenarnya jauh lebih tinggi, karena terbatasnya pengujian dan kasus-kasus tanpa gejala.

Utusan Khusus WHO untuk Covid-19 Dr David Nabarro, mengatakan akan perlu waktu sebelum vaksin virus ini tersedia. “Dua setengah tahun sampai ada vaksin yang tersedia bagi semua orang di dunia dan saya terus berpegang teguh pada itu, meskipun tentu saja saya ingin terbukti salah danada vaksin tersedia dengan sangat cepat, tapi menurut saya yang terbaik adalah berasumsi vaksin tersedia dalam periode yang cukup lama dan perkiraan tercepat saya adalah dua setengah tahun,” jelasnya.

Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia sedang berlomba-lomba mengembangkan vaksin untuk melawan virus ini dan ada perdebatan sengit mengenai cara bagaimana menjamin vaksin itu akan didistribusikan secara adil. [my/jm]

Share
Leave a comment