Uni Eropa Ingin Cegah Investor China Beli Perusahaan Strategis Eropa

TRANSINDONESIA.CO – Uni Eropa ingin menghentikan pembelian perusahaan-perusahaan strategis Eropa oleh perusahaan-perusahaan asing yang menikmati subsidi, terutama dari China. Komisi Eropa telah mengambil langkah pertama dengan memberlakukan kebijakan mengenai dampak buruk yang disebabkan oleh perusahaan-perusahaan asing di Eropa.

Dilansir W, Rabu (24/6/2020), para pemimpin Eropa khawatir perusahaan-perusahaan Eropa yang kesulitan keuangan kemungkinan akan dibeli dengan harga murah oleh para investor China yang ingin memanfaatkan kejatuhan ekonomi akibat virus corona.

Uni Eropa ingin diberi wewenang agar bisa memberlakukan persyaratan terhadap investor luar, khususnya yang menikmati subsidi, dan juga wewenang untuk sepenuhnya memblokir kesepakatan seperti itu.

Margrethe Vestager, Komisaris Eropa mengatakan, “Pasar Tunggal adalah kunci bagi kemakmuran Eropa, tetapi itu hanya berjalan jika ada persaingan yang setara. Bagi komisi Eropa, melindungi kesetaraan persaingan ini dari bahaya yang diakibatkan oleh pihak asing yang menikmati subsidi adalah sebuah prioritas.”

Perusahaan-perusahaan China memiliki kehadiran besar di Eropa, setelah melakukan menanam modal lebih dari 180 miliar dolar dalam 20 tahun terakhir.

Organisasi Internasional Produsen Kendaraan Bermotor menempatkan China sebagai produsen mobil terbesar di dunia, melampaui produksi Uni Eropa, AS, dan Jepang. Pembuat mobil China ingin melakukan investasi yang lebih banyak di Eropa.

Yuan Ji Zheng, Analis, Universitas Barcelona mengatakan, “Misalnya, dalam mengakuisisi Volvo Car dan juga Mercedes Benz. Tetapi mereka tidak hanya tertarik untuk memproduksi kendaraan mobil lengkap, melainkan juga mengakses dan mencari aset-aset strategis.”

Aset tersebut termasuk perusahaan seperti URBASER dari Spanyol, yang dibeli oleh Firion Investments, sebuah perusahaan yang dikuasai oleh sebuah grup bisnis China yang memiliki kontrak dalam pengelolaan limbah publik.

Uni Eropa mulai mencari cara untuk mengatasi dampak subsidi asing.

Analis Bisnis Antonio Liu Yang mengatakan, “Ini akan mengerem investasi China, karena sebagian besar perusahaan China yang berinvestasi di luar China memiliki partisipasi pemerintah China atau sepenuhnya perusahaan milik negara.”

Tugas utama Uni Eropa saat ini menemukan alat yang tepat untuk mencegah perusahaan-perusahaan besar bersubsidi asing mendapat keuntungan secara tidak adil di pasar Eropa dan mencegah dampak buruk setelah pandemi. [my/ii/jm]

Share
Leave a comment