Japat AP: Trump Perburuk Ketegangan Warga yang Prihatin dengan Kondisi Negara

TRANSINDONESIA.CO – Dalam tiga bulan terakhir ini warga Amerika menghadapi pandemi global, tingkat pengangguran tertinggi dalam sejarah dan kerusuhan sipil, serangkaian tantangan yang kini berdampak pada psikologis warga.

Menurut jajak pendapat terbaru AP-NORC Center for Public Affairs Research, warga Amerika sangat prihatin dengan kondisi negara. Dan mereka yakin Presiden Donald Trump semakin memperburuk keadaan.

Dilansir Voaindonesia, Jumat (19/6/2020), jajak pendapat itu menunjukkan hanya 24 persen warga Amerika yang mengatakan negara menuju ke arah yang tepat. Ini penurunan drastis jika dibanding dengan Mei lalu (33 persen) dan Maret (42 persen). Hanya sepertiga warga yang disurvei yang mengatakan kondisi akan segera membaik.

Jennifer Benz di AP-NORC mengatakan “jajak pendapat ini menunjukkan orang-orang sangat terdampak tragedi ganda bulan ini.” Ditambahkannya, hal yang “paling menyedihkan adalah fakta bahwa dua per tiga warga tidak memiliki banyak harapan bahwa hal ini akan menjadi lebih baik.”

Mayoritas warga Amerika atau sekitar 64 persen mengatakan Presiden Donald Trump membuat negara semakin terpecah.

Lebih dari separuh warga yakin bahwa Trump memperburuk kondisi di tengah kerusuhan pasca meninggalnya George Floyd di Minneapolis, Minnesota.

“Kami melihat bahwa mayoritas warga tidak menyetujui caranya mengatasi isu hubungan rasial, mereka tidak menyetujui caranya menangani wabah Covid-19 dan kemudian kami melihat mayoritas warga menilai ia merupakan kekuatan pemecah belah atau setidaknya tidak melakukan lebih banyak hal untuk menyatukan negara ini,” ujar Benz.

Alih-alih sentimen mayoritas itu, jajak pendapat tersebut mendapati bahwa tingkat popularitasnya relatif stabil yaitu 39%. Ini sedikit turun dari Maret, yaitu 43 persen, ketika warga masih menyetujui langkahnya menangani virus corona pada awal perebakan. [em/pp]

Share