New Normal: Hidup Semakin Manusiawi?

TRANSINDONESIA.CO – New Normal memerlukan adanya disiplin, kepatuhan untuk memenuhi standar kesehatan dan sebagainya. Disiplin ini refleksi dari adanya tanggung jawab dan orang orang yang bertanggung jawab adalah orang orang yang sadar. Orang yang memiliki kesadaran inilah orang yang dikatakan sebagai patriot bangsa karena memiliki kepekaan kepedulian dan bela rasa akan kesehatan keselamatan bagi dirinya maupun orang lain.

New normal merupakan kebijaksanaan dalam mendukung agar hidup dan kehidupan sosial kemasyarakatan tetap ada bahkan dapat tumbuh dan berkembang.

New normal ada kewajiban memenuhi standar standar yang bermakna, tidak boleh sembarangan apalagi serampangan karena pada ranah ranah publik berkaitan dengan hajat hidup banyak orang. Kedisiplinan di dalam mematuhi standar merupakan refleksi peradaban. Orang yang sadar sebagai orang beradab patuh tanpa harus dipaksa, diancam atau diiming imingi sesuatu.

Keberhasilan new normal perlu adanya solidaritas sosial dan selain itu juga adanya langkah-langkah sistematis dan pembangunan infrastruktur dan sistem-sistem pendukung lainnya. New normal bukan sebatas hal pragmatis melainkan upaya membangun peradaban.

Trans Global

Hong Kong Buka Kafe Ganja Pertama

Literasi bagi new normal perlukah? Tentu saja. Penerapan new normal bukan sebatas program melainkan untuk merubah mind set bahkan culture set. Dari aturan ketentuan standar menjadi habit dan kebiasaan. Jika sudah terbiasa  maka bukan menjadi beban melainkan kebutuhan. Proses pada new normal diperlukan tahapan-tahapan untuk mengetahui, memahami, mampu memanfaatkan dan mengembangkan. Penerapan proses change ini bisa juga diterapkan dari tahap memberitahu, mengajak berperan serta, memfasilitasi, hingga menegakkan atau memberi sanksi.

Hukum adalah simbol peradaban yang ditegakkan untuk menyelesaikan konflik secara beradab, mencegah agar jangan terjadi konflik yang lebih luas. Untuk melindungi, mengayomi, melayani korban dan pencari keadilan. Untuk membangun budaya tertib dan edukasi serta agar ada kepastian.**

[Chryshnanda Dwilaksana]

Share