Art Covid atau Coplax Covid?

TRANSINDONESIA.CO – Pandemi Covid-19 membuat orang setres, penuh kecemasan namun di balik semua itu ada sesuatu yang menarik bahkan menghibur. Ada film ada ceritera ada gambar bahkan yang berbau gila hingga porno pun ada.

Apakah ini art covid? Kalau dikatakan seni memang perlu diskusi panjang, jangan jangan ada yang tersinggung, marah atau malah sampai adu otot, maka saya lebih memilih koplak covid. Sengaja saya tulis coplax walaupun nyleneh tetapi ada niatan baik untuk menghibur bagi yang sedang bersedih dan bersusah hati. Karena hrs dikurung sedang mengalami tekanan ekonomi dan sebagainya.

Saya melihat dari sisi kreatifitasnya dari orang-orang yang membuat sesuatu yang aneh, nyleneh, lucu, mengkritik sampai membuat orang sedikit mengrenyitkan kepala dan memerah kupingnya.

Film tentang penyemprotan yang klenger bukan virusnya tetapi orangnya. Ada gaya bercinta kondisi covid dengan jaga jarak. Ada kejuaraan karate yang antar pemainnya menjaga jarak. Menggerakan membuka sesuatu dengan kaki saking takutnya menggunakan tangan. Ada meme yang menggambarkan apa tindakan Superman melawan Covid-19 yang ternya tidak berbuat apa-apa, di rumah saja itulah langkah perlawanannya.

Ada yang mengartikan lock down dengan makan lauk dau atau mengunci bagian bawah atau juga gambar nenek nenek yang merasa sudah lama tidak kemasukan jadi sudah terbiasa dengan lock down.

Ada gambar pemimpin-pemimpin negara yang pusing atau bingung dengan serangan covid. Ada gambar Presiden Trump yang sarungan objek work from home. Ada gambar arena bermain anak-anak digambarkan dalam botol besar. Ada yang antri di kasir dengan baju APD. Ada yang melukiskan social distancing untuk kesempatan memutuskan dari pacarnya. Ada juga yang membuat tulisan lok dont. Gadis yang pura-pura kejang, batuk-batuk di kereta semua lari sehingga ia mudah mendapatkan tempat duduk.

Himbauan-himbauan yang menggunakan meme gambar Pahlawan Nasional atau tokoh-tokoh komik. Ada yang membuat kritik dahulu dan sekarang atas logo-logo, merek-merek terkenal. Penggunaan masker sebagai bra bahkan celana dalam yang serba masker. Penggunaan botol bekas air mineral sebagai pelindung wajah agar tidak nyemprot-nyemprot ludahnya. Ada yang membuat film nasihat orang tua agar tidak usah mudik walau dilanda rindu berat. Karikatur-karikatur covid banyak bertebaran dari tantangan sampai tentengan. Gambar dunia bermasker sampai gambar presiden dengan para mentri berbaju perang. Penggunaan celana dalam sebagai masker pun digambarkan. Sampai ajakan boleh keluar di dalam sampai keluar sama-sama semua ada.

Dari APD masker anti septik cuci tangan wfh karantina lock down sampai pengurusan jenazah pun ada. Religi seni tradisi hobi dan komuniti dalam pelukan teknologi semua harus menjaga jarak. Ide-ide cerdas kreatif pemecah kebuntuan penggeli hati dibuat walaupun koplak koplakan namun itulah manusia berseni.

Manusia tidak akan menyerah selama masih ada nafas. Dengan cara apa sja di mana saja kapan saja dan situasi kondisi pandemi covid sekalipun bisa. Yang penting hepi itu mungkin awalan coplax covid yang akan terus menumpul sepanjang masa pandemi. Apa yang dibuat, ditulis, ditorehkan suatu saat akan menjadi kenangan manis yang tak terlupakan walau cara sederhana sampai koplak koplakan.**

[Chryshnanda Dwilaksana]

Share
Leave a comment