ACT Santuni Keluarga Korban Susur Sungai Sempor

TRANSINDONESIA.CO – Sebagai bentuk kepedulian yang terhadap korban hanyut sungai Sempor, Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan santunan kepada seluruh keluarga korban yang ditinggalkan, Selasa (25/2/2020).

Kepala Cabang ACT DI Yogyakarta, Bagus Suryanto mengungkapkan dari ketiga keluarga korban yang hari ini diberi santunan, rata-rata mereka dari keluarga kurang mampu, misalnya Ibu Entus, orang tua dari Azizah yang meninggal dunia Jumat lalu.

“Azizah selama ini tinggal hanya bersama Ibu dan neneknya, ibu Azizah bekerja sebagai buruh di pabrik garmen bekerja untuk menghidupi anak tunggalnya dan neneknya, sedangkan, suaminya sudah 6 tahun pergi tidak ada kabar,” ungkap Bagus.

Sembari mengusap air mata, Nenek Azizah menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak ACT, Terima kasih sudah memberikan bantuan kepada kami. Mudah-mudahan tim ACT selalu diberikan kesehatan, panjang umur dan keberkahan,” ujar Bagus.

Bantuan yang disalurkan ACT merupakan rasa kepedulian yang mendalam kepada keluarga korban yang ditinggalkan oleh putri tercintanya. Kami mendoakan keluarga korban semoga diberi kesabaran dan ketabahan dalam menjalani ujian ini, serta para korban yang meninggal diterima di sisi Allah dan khusnul khotimah,” pungkas Bagus

Selain itu, kami mendoakan para korban yang masih dalam perawatan atau luka-luka segera diberikan kesehatan dan pulih kembali. Sedangkan untuk Pak Kodir, salah satu penyelamat anak-anak tersebut, semoga apa yang sudah diperbuat jadi amal soleh.

“ACT juga menganugerahkan gelar pahlawan kemanusiaan, santunan uang tunai dan bantuan sembako,” tambah Bagus.

Dari kesepuluh keluarga korban dari ACT memberikan santunan dengan total Rp20 juta rupiah, dan Rp3 juta rupiah untuk Pak Kodir.

Adapun data terakhir dari kesepuluh korban hanyut Sungai Sempor diketahui bernama Sovie Aulia, Arisma Rahmawati, Nur Azizah, Latifa Zulfa, Khoirunisa, Evita Putri L, Fanesha Dida, Nadine Fadila Khasanah, Yasinta Bunga, dan Zahra Imelda. Kedua korban terakhir yang ditemukan, yaitu Yasinta Bunga dan Zahra Imelda.
Tragedi hanyutnya ratusan siswa-siswi SMPN 1 Turi berawal dari latihan pramuka yang digelar pada Jumat (21/2/2020) lalu, dengan kegiatan berupa susur sungai. Tetapi secara tiba-tiba dari arah utara sungai, banjir bandang setinggi 1-2 meter menerjang, kemudian menghanyutkan ratusan peserta susur sungai tersebut. [Nasrudin – ACT]

Share