Ratusan Pabrik Pindah dari Jabar, Begini Kata Kang Emil

TRANSINDONESIA.CO – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menjelaskan alasan di balik langkah sejumlah perusahaan yang memindahkan pabriknya dari Jawa Barat ke wilayah lain termasuk ke Jawa Tengah. Upah Minimum Kabupaten/Kota atau UMK yang tinggi di Jabar ternyata menjadi alasan pemindahan tersebut.

Imbasnya adalah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan ribu karyawan di Jabar. Ridwan Kamil menyampaikan dalam 3 tahun terakhir, jumlah pabrik yang relokasi dari Jabar sudah mencapai 100 lebih pabrik. Kebanyakan di antaranya industri padat karya.

“Kita bicara data saja, dalam 3 tahun terakhir sudah lebih 100 perusahaan [relokasi]. PHK mendekati 90 ribu,” kata Ridwan Kamil dalam dialog di Squawk Box CNBC Indonesia, Selasa (26/11/2019).

Pabrik yang direlokasi kebanyakan berlokasi di Purwakarta, Bogor, Karawang. Sebagai contoh, Kabupaten Karawang memiliki UMK 2020 sebesar Rp 4,59 juta dan menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Namun menurut Kang Emil, panggilan akrabnya, pabrik di Karawang rata-rata merupakan industri padat modal dan hi-tech manufacturing yang tidak terpengaruh banyak pada hitung-hitungan UMK.

Meski begitu, Ridwan tidak menutup mata bahwa kenaikan upah di beberapa daerah di Jawa Barat menjadi pemicu relokasi pabrik.

“High tech karena mengandalkan teknologi dan lain-lain menjadi tidak terlalu terpengaruh [UMK] termasuk Karawang. Mau tinggi juga karena value added dan cara menghitung bisnis tidak terlalu mengandalkan hitung-hitungan perburuhan.”

“Tapi kalau sudah garmen dan alas kaki yang padat karya sangat berpengaruh kenaikan upah jika dianggap tidak mampu. Terbukti selama beberapa tahun terakhir sudah lebih 100 pabrik padat karya pindah,” kata Kang Emil.

Pengusaha memilih Jawa Tengah sebagai lokasi pabrik mereka. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat dikonfirmasi mengenai relokasi pabrik mengatakan pabrik yang relokasi ke Jawa Tengah sudah mencapai 140 pabrik termasuk dari Jawa Barat.

Salah satu alasan dipilihnya Jawa Tengah (Jateng) karena upah di sana lebih kompetitif dibanding Jawa Barat.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menuturkan relokasi pabrik tekstil dari Jabar ke Jateng sudah berlangsung sejak tahun 2015. Ade mengatakan upah di Jawa Tengah yang setengah di bawah Jawa Barat menjadi pertimbangan pengusaha.(tas/tas)

Sumber : CNBC Indonesia

Share