12 Rabiul Awal
TRANSINDONESIA.CO – Ditempa melampaui dosis tempaan umumnya manusia. Bayangkan anak usia 6 tahun mengantarkan jenazah dan menyaksikan ibunya dikuburkan. Betapa hancur hatinya. Mata basah dalam tatapan kosong dan hampa.
Tinggal bersama Kakeknya, 2 tahun kemudian kejadian sama berulang: kakeknya meninggal. Lalu ia bersama pamannya dan kelak berulang: pamannya meninggal. Semua yang dicinta, ia lepas berpulang. Bahkan saat 2 bulan di kandungan, ayahnya berpulang. Sejak dalam kandungan, semua yang dicinta pulang ke Rahmatullah.
Ia seakan diajarkan bahwa tiada tempat bergantung dan menggantungkan diri selain pada Sang Khaliq. Tiada sumber aliran cinta, aliran kasih tanpa henti kecuali aliran dari Sang Maha Rahman, Sang Maha Rahim. Yang Abadi hanya dari Sang Pencipta.
Kisah masa pilu di mata manusia adalah cara Sang Maha Mengatur menyempurnakan derajatnya. Gempuran mental luar biasa itu menghasilkan pribadi, yang akhlaknya melampaui batas waktu dan batas geografis.
Tiada manusia lain, sepanjang usia bumi yang telah jutaan tahun ini, yang kisah hidupnya tercatat dengan lengkap dan bisa dibaca sampai 15 abad kemudian. Semua detail kisahnya tercatat. Itulah manusia pilihan, itulah Sang Uswatun Hasanah…
Rindu kami padamu, Ya Rasul…
Rindu kami padamu, Ya Nabi…
Hari ini kami peringati peristiwa kelahiranmu.
Di hari ini Aminah melahirkan. Bayi itu dikandung dari suami yang telah wafat. Abdullah, pria yang hidupnya diperpanjang dengan tebusan hingga 100 unta. Belum pernah terjadi tebusan setinggi itu. Seakan mengirimkan pesan tentang kemuliaan lelaki itu.
Tebusan perpanjangan nyawa itu hanya untuk sempat menikahi Aminah dan darinya lahir pribadi sempurna. Kisah itu semua yang menambah ketakjuban dan kesempurnaan Sang Maha Merencanakan untuk memberikan bingkai hikmah atas rangkaian peristiwa seputar lahir-besarnya pribadi sempurna ini.
Tanggal 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah dikenang sepanjang masa.
Dari Mekkah, cahaya akhlak dari pribadi itu memancar ke seluruh dunia hingga kini. Tidak pernah redup. Itulah pribadi yang kita cintai, kita rindukan, dan kita junjung. Itulah Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Semoga kita semua terus jadi penjaga tradisinya, penerus sunnahnya dan selalu didekatkan dengan sifat-sifatnya.
[Anies Baswedan]