TRANSINDONESIA.CO – Pengasuh Pondok Pesantren Skill Jakarta dan Lumajang, KH. Muhammad Nur Hayid menyampaikan lima pesan pokok dalam acara ‘Tabligh Akbar Kebangsaan’ yang digelar di Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Ahad (25/8/2018) malam.
Gus Hayid begitu disapa menyampaikan lima pesan tersebut dalam rangka memperingati dan mensyukuri Hari Kemerdekaan RI ke-74.
Pertama, Gus Hayid mengajak para peserta Tabligh Akbar dan hadirin kaum muslimin di Bali untuk menyadari bahwa kemerdekaan yang dirasakan hari ini karena berkat rahmat Allah SWT, Tuhan YME, dan perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan harta dan nyawa.
“Oleh karena itu, wajib hukumnya kita bersyukur atas semua anugerah ini, pertama kepada Allah. Kedua, mewujudkan syukur itu dengan mewujudkan kemerdekaan dengan sebaik-baiknya dan berupaya untuk menjaga rasa syukur itu dengan mengingat jasa para pahlawan,” kata Gus Hayid.
Caranya, tidak lain dengan mendoakan mereka dengan bacaan fatihah bagi orang muslim, dan alquran semampunya. “Bagi yang non muslim kita doakan sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing,” jelas Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU ini.
Pesan kedua, cara mensyukuri kemerdekaan ini dengan mengisi kemerdekaan yang di dalamnya memperbanyak shalawat kepada Rasulullah. Sebab, ibadah yang paling mudah adalah kita membaca shalawat. “Siapa yang membaca shalawat maka Allah juga akan ada shalawat 10 kali, kalau kita baca 100 kali, Allah 1000 kali, begitu seterusnya,” ucap Gus Hayid.
Pesan ketiga, Gus Hayid minta merayakan kemerdekaan dengan ahlak dan adab yang benar.
“Tidak boleh, karena kita tidak ikut membangun dan memperjuangkan kemerdekaan kita rayakan kemerdekaan dengan semau maunya, merayakan tanpa aturan, bikin lomba yang justru mempermalukan bangsa ini, lomba laki-laki pakai daster, yang jorok-jorok,” ujarnya.
Jaga Keutuhan NKRI
Yang keempat, merayakan kemerdekaan dengan berupaya menjaga persatuan dan kesatuan. Caranya, dengan berupa menjaga kemerdekaan ini selalu dalam koridor yang benar sesuai kesepakatan para founding fathers.
“Jangan sampai merubah dasar negara, korupsi keuangan negara, pejabat tidak boleh ngawur dedikasi tinggi,” kata Gus Hayid.
Dan, yang jelima, Gus Hayid berpesan agar mampu mendidik anak-anak kita untuk mempelajari dan sadar akan sejarah kemerdekaan ini supaya mereka menjaga negara seutuhnya dan agar tidak terpengaruh faham radikal kanan maupun kiri, itu yang paling penting.
“Tanggungjawab kita menjaga kemerdekaan adalah mendidik anak kita dengan sebaiknya, dengan faham aqidah aswaja dan NKRI harga Mati,” tutup Pengurus Komisi Dakwah MUI Pusat ini.[DOL]