Kapolri dan Panglima Bersama Menteri Tinjau Penanganan Karhutla di Kalteng

TRANSINDONESIA.CO –  Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, tiba di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (23/8/2019) pukul 09.15 WIB dengan pesawat Boeing 737 TNI AU.

Kedatangan rombongan disambut Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Pangdam XII / Tanjung Pura Mayjen TNI Herman Asaribab, Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Pol Ilham Salahudin.

Dalam kunjungan kali ini Kapolri didampingi Kabaharkam Polri Komjen Pol Condro Kirono, Dir Tipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol M. Fadil Imran, Karo Penmas Div Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Karo Provost Brigjen Pol Hendro Pandowo, dan Koorspripim Kapolri Kombes Ferdy Sambo

Dalam kunjungan dan peninjauan di Kalimantan Tengah turut hadir Menko Polhukam Wiranto, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead.

Gubernur Kalimantan Tengah menyampaikan kejadian Karhutla di Kalimantan Tengah 99% merupakan perbuatan manusia. Oleh karena itu Gubernur Kalimantan Tengah menyampaikan usul kepada Ibu Menteri LHK agar dilaksanakan Moraturium Pembukaan Lahan Sawit dan Gambut.

Dansatgas DalKarhutla Danrem 102/Paju Panjung Kolonel Arm Saiful Rizal, dalam paparannya menyampaikan tahapan tahapan dan proses pengendalian Karhutla di Kalimantan Tengah. Hingga saat ini Titik Api atau Hotspot sudah berkurang jauh. Salah satu faktornya adalah turunnya hujan di Kalimantan Tengah.

Selain itu Dansatgas juga menyampaikan bahwasanya sudah dilakukan penegakan hukum terhadap pelaku karhutla baik perseorangan maupun korporasi.

Wiranto menekankan kembali bahwa penyebab Karhutla di Kalimantan Tengah ini 99% disebabkan oleh perbuatan Manusia. Oleh karena itu Penegakkan Hukum wajib dilakukan. Selain Itu Menko Polhukam juga menyampaikan beberapa faktor yang dapat membantu turunnya titik api yaitu Hujan.

“Hujan dapat membantu menurunkan jumlah titik api, salah satunya hujan buatab namun hujan buatan dapat terjadi dengan syarat adanya awan sebanyak 70%, jika tidak mencapai syarat itu maka hujan buatan sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, Doa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membantu kita semua,” tegas Wiranto.[SUR]

Share