Tingkatkan Produksi Minyak, Pertamina Disarankan Fokus Kegiatan WOWS

TRANSINDONESIA.CO – Menanggapi pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan yang menyatakan pemerintah sudah mulai mengebut upaya eksplorasi dan eksploitasi untuk mencari cadangan minyak, mendapat tanggapan dari perusahaan riset, OrmitSky.

“Itu bagus, berarti pemerintah sudah memiliki rencana matang atas industri migas. Mungkin fokusnya yang harus diubah,” ujar Direktur operasional OrmitSky Yopi Oktavianto kepada media, Senin (19/8/2019).

Menurutnya, untuk mendukung usaha Pertamina menjadi tuan rumah dinegeri sendiri, terhadap  kegiatan eksploitasi minyak berupa Workover Well Service (WOWS) atas sumur existing agar lebih difokuskan. Work over merupakan pengerjaan ulang sumur minyak yang telah ada. Tujuannya mempertahankan kualitas sumur agar terus berproduksi dan mengintervensi bagian permukaan bawah sumur.

Sedangkan well service merupakan perawatan sumur. Kedua aktivitas ini jelas berbiaya rendah jika dibandingkan dengan eksplorasi sumur minyak baru.

“Jumlah mature field di blok migas kita cukup banyak. Pengerjaan ulang dan perawatan sumur minyak yang telah ada sebaiknya mendapatkan porsi besar, dan untuk saat ini sebaiknya pencarian sumur minyak baru porsinya diperkecil,” jelasnya. Ditambahkannya, “hasil eksplorasi sumur baru tidak dapat diperoleh dalam jangka pendek. Sedangkan pekerjaan Work Over Well Service (WOWS) disumur eksisting mampu mencegah penurunan produksi minyak. Dan itu low cost.”

Berdasarkan data SKK Migas, ditahun 2019 pengerjaan ulang sumur atau work over dilakukan di 969 sumur dan kegiatan well service sekitar 25.296 kegiatan. Ditahun ini, SKK Migas menargetkan pengeboran 57 sumur eksplorasi, naik lebih dari dua kali lipat dibanding realisasi tahun lalu sebanyak 21 sumur. Tantangan disektor migas terbilang berat, karena harus terus memproduksi migas ditengah cadangan minyak nasional yang terbatas.

Tingkat produksi minyak yang tidak mampu mengimbangi konsumsi minyak nasional, membuat Indonesia mengalami defisit minyak sejak 2004. Contohnya, produksi minyak pada 2003 sebanyak 1,18 juta barel per hari namun konsumsi dalam negeri menyentuh angka 1,23 juta barel. Sehingga defisit mencapai 54 ribu barel per hari.

“Dari total produksi minyak kita, menurut saya kontribusi terbesarnya berasal dari kegiatan WOWS yang diprediksi mencapai hingga 80 persen. Ini tentunya mengingat eksplorasi sumur minyak baru membutuhkan waktu agar dapat berproduksi maksimal,” tutupnya.[RLS]

Share