Desas-desus Film Superhero Muslim Marvel

TRANSINDONESIA.CO – Rencana Marvel Cinematic Universe untuk membawa lebih banyak karakternya yang beragam ke layar lebar disambut sukacita oleh para penggemar.

Salah satu karakter yang dinantikan adalah Ms.Marvel, superhero muslim pertama yang berdarah Pakistan-Amerika.

Meski belum ada konfirmasi dari MCU terkait proyek tersebut, namun Kevin Feige, sempat mengutarakan antusiasmenya terhadap superhero tersebut tahun lalu.

“Ms. Marvel, yang mana karakter lain dalam komiknya, jagoan muslim yang terinspirasi oleh Captain Marvel, tentu salah satu proyek kami. Kami punya rencana itu setelah memperkenalkan Captain Marvel ke dunia,” kata bos MCU tersebut seperti dikutip Entertainment Weekly.

Rencana tersebut kembali jadi sorotan beberapa waktu lalu setelah Mindy Kaling, aktris, komedian, dan penulis Amerika, ikut mendukung kehadiran film Ms. Marvel. Mindy mengaku sangat mengidolakan karakter tersebut dan bersedia membantu dalam bentuk apapun jika Marvel ingin menggarapnya.

“Menurutku, orang-orang di Marvel yang ngobrol bareng denganku sangat antusias dengan karakter ini dan ku rasa mereka sedang mencari cara apa yang harus dilakukan dengan karakter tersebut,” kata Mindy Kaling pada MTV News.

Mindy juga menyebut, pihak Marvel terlihat tertarik dan mungkin akan melakukan sesuatu. Apalagi menurutnya, ke depan, Disney sebagai distributor film-film MCU akan segera punya patform streaming tersendiri yang mungkin bisa jadi medium untuk memperkenalkan Ms. Marvel. Meski begitu, Mindy Kaling menegasan, dia tak tahu informasi apapun tentang rencana untuk Ms. Marvel tersebut.

Ada Suara Aneh di Akhir Film Avengers: Endgame, Spoiler untuk Phase 4?

Bukan hanya Mindy Kaling yang semangat. Tahun lalu, Riz Ahmed, aktor Venom, juga menyuarakan keinginannya untuk membawa Ms.Marvel ke jagat sinema. Riz menandai Mindy Kaling dan Kumail Nanjiani dalam cuitannya terkait keinginan menggarap naskah Ms. Marvel.

Siapa Ms. Marvel?

Ms. Marvel atau Kamala Khan adalah tokoh yang diciptakan oleh G. Willow Wilson dengan seniman Adrian Alphona dan editor Sana Amanat serta Stephen Wacker di tahun 2014.

Amanat menjelaskan, meski Khan datang dari latar budaya dan agama yang spesifik, namun kisahnya adalah representasi perjuangan yang lebih luas dari yang sudah ada dan mencoba mencari tahu, di mana ruang yang cocok untuk kita.[VIVA]

Share