Dialektika dengan Hadir Siapa?

TRANSINDONESIA.CO –  Lawan bicara adalah kawan. Pun anda dengan anda sendiri. Berdialektika adalah kebutuhan. Fitrah yang insaniawi. Apapun nasab dan mileniumnya, biarkan dialektika itu tumbuh.

Putiknya berkuntum. Biarkan megar dan mewangi di taman ilmu. Tegar di ruang rapat lebar. Tabah berdialektika, pun dengan diri sendiri milik anda. .

Namun anda tidak sendirian. Ada mik dan medium bernama udara yang menyebar dan “berjiwa” merdeka. Melampau sekat. Walau tak ikut rapat. Katakan saja apa dibisik jiwa merdeka. Walau usah diumbar semua. Cicil satu per satu. Angsur-angsur kata demi kata. Pelan-pelan saja. Kasihkan senyum bertenaga milik anda. Ajak serta mata bicara.

Pengalaman saya sebagai advokat: Ujar pendapat pada pilihan timing yang tepat, advokasinya bernilai kuantum dan dahsyat. Satu menit gagasan juncto postulat pada timing yang tepat, itu lebih berharga dari duduk setahun di belakang meja.

Walau kelihatan berdialektika sendirian. Jangan kau bilang itu pembusukan. Kaget aku. Salah paham kau soal itu, sangat lebar dan dalam. Selebar dan sedalam perbedaan logika dengan rasa. Seringlah berdialektika, walau sendirian.[ Muhammad Joni]

Share
Leave a comment