Asia Africa Festival Bukti Sejarah dan Perdamaian

TRANSINDONESIA.CO – Bandung menjadi pusat perhatian “Barangkali boleh saya menyebutnya sebagai ibu kota Asia dan Afrika selama waktu ini”. (Jawaharlal Nehru, 1955).

Enam dekade lebih telah berlalu, namun ucapan Perdana Menteri India periode 1947-1964, Jawaharlal Nerhu tak berkurang sedikitpun makna dan substansinya. Hal itu kembali dibuktikan oleh Kota Bandung pada Sabtu (29/6/2019).

Kemeriahan terpancar di sepanjang Jalan Asia Afrika sejak pukul 07.00 WIB. Barikade yang terpasang di sepanjang Jalan Asia Afrika perlahan mulai dijejali pengunjung yang berasal dari turis domestik hingga mancanegara. Ya, inilah Asia Africa Festival (AAF) 2019

AAF 2019 merupakan rangkaian acara dalam peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung di Bandung pada 1955 silam. Konferensi ini menggarisbawahi perlunya negara-negara berkembang untuk melonggarkan ketergantungan ekonomi mereka pada negara-negara industri terkemuka serta sebagai bentuk penguatan kerjasama antarbangsa di Asia dan Afrika untuk menikmati kedaulatan bernegara.

Ini merupakan edisi ke-64 perayaan Konferensi Asia-Afrika, yang merupakan bagian dari sejarah internasional. Karnaval AAF 2019 dihelat di depan Gedung Medeka Jalan Asia Afrika, Bandung pada Sabtu (29/6/2019) dan dihadiri oleh 19 delegasi dari negara sahabat di antaranya Jepang, Irak, Palestina, Sudan, Libia, Laos, Zimbabwe, Maroko, Kuait, Mesir, Afrika Selatan, Tunisia, Uganda, Sierra Leone, dan Kenya.

Salah satu neaga Asia dan Afrika yang sampai hari ini belum menikmati kemerdekaannya adalah Palestina. Oleh karenanya, sebagai wujud kepedulian Kota Bandung terhadap Palestina, seremoni pembuka dalam gelaran AAF 2019 ditandai dengan kegiatan menyusuri koridor Palestine Walk yang terletak di timur Alun-alun Bandung yang diikuti para delegasi dan sejumlah kepala daerah.

Para delegasi sejumlah negara beserta sejumlah kepala daerah tampak antusias saat melintasi koridor Palestine Walk. Beberapa di antara mereka mengabadikan momentum tersebut dengan berfoto atau merekam momen menggunakan telepon seluler pribadinya.

Setelah melalui koridor Palestine Walk dan berfoto, ada seremoni pelepasan burung merpati sebagai simbol kebebasan untuk negara Palestina. Pelepasan burung merpati dilakukan oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial bersama para delegasi 19 negara yang hadir.

Para delegasi beserta para kepala daerah kemudian berjalan melewati Jalan Asia Afrika menuju Gedung Merdeka. Dari balik barikade, tepuk tangan dari ribuan warga yang hadir memadati sepanjang Jalan Asia Afrika bergemuruh menyambut kedatangan para delegasi dari negara sahabat. Antusias warga ini menunjukkan betapa nyamannya Kota Bandung dengan keramahan warganya.

Di dalam Gedung Merdeka, para delegasi beserta kepala daerah menyusuri koridor demi koridor museum dengan dipandu oleh pemandu wisata. Pengunjung nampak begitu takjub akan sejarah dunia yang pernah ditorehkan di Kota Bandung. Sebuah sejarah yang mempersatukan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.[SYM]

Share
Leave a comment