Novel Bakar Semangat Antikorupsi Dai Muda
TRANSINDONESIA.CO – Perjuangan dalam melawan korupsi, pasti memiliki risiko perlawanan balik dari para koruptor (corruptorfightback), baik berupa ancaman, maupun kekerasan fisik. Inilah yang kerap dialami para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terutama di bidang penindakan yang menangani kasus korupsi.
Yang paling anyar, penyerangan terhadap pegawai KPK, terjadi pada salah seorang penyidik Novel Baswedan, yang disiram air keras pada 11 April 2017. Sampai lewat dua tahun, kasus ini juga belum terungkap.
Namun, apakah ancaman dan penyerangan mampu membuat pegawai KPK surut berjuang?
“Ketika berjalan di jalan kebaikan, pertolongan Tuhan itu pasti ada. Kalau kita berbuat kebenaran, kita tidak perlu takut,” ucap Penyidik KPK Novel Baswedan saat memberikan semangat antikorupsi pada para dai dalam kegiatan Pesantren Kader Penggerak Nahdlatul Ulama Antikorupsi hari kedua di Pusat Edukasi Antikorupsi, pekan kemaren.
Di hadapan 50 dai muda yang berasal dari wilayah Jabodetabek, Novel menceritakan sepak terjangnya dan pengalamannya menjadi seorang penyidik. Termasuk ancaman sebagai bagian dari risiko tugas yang diemban. Meski begitu, lanjut Novel, ia dan kawan-kawan penyidik lainnya, tidak pernah takut untuk selalu mengungkap kasus korupsi.
Sebab ia percaya, takdir itu sudah digariskan Tuhan yang Mahakuasa. “Takut tidak menambah usia, dan berani tidak mengurangi, walaupun sehari,” katanya.
Dalam sesinya, Novel juga menyinggung soal para pejabat dan penyelenggara negara yang mendapatkan amanah oleh undang-undang sebagai ‘pelayan rakyat’. Ketika ia berbuat korupsi, itu sama dengan berkhianat kepada negara. Sebab mereka telah menerima mandat untuk menjalankan tugas mengelola negara.
“Jika mereka yang memiliki tanggung jawab itu menerima suap, berarti dia sudah jadi pengkhianat negara,” ujar Novel.
Karena itu, tugas pemberantasan korupsi, menjadi bagian penting dalam memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan penegakan hukum, dan menyingkirkan para pengkhianat yang menggerogoti bangsa, dengan mengambil keuntungan bagi diri sendiri ataupun kelompoknya.
Selain mendapatkan motivasi dari Novel, di sesi sebelumnya, para peserta juga mendapatkan materi tentang pentingnya transparansi, integritas dan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari Spesialis PP LHKPN KPK Sugiarto.[REL/TRS]