Demo Brio, Honda Pangkas Produksi CRV dan BRV

TRANSINDONESIA.CO – Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan akan menyesuaikan volume produksi CR-V dan BR-V di Karawang, Jawa Barat menyusul aktivitas ekspor Brio yang dimulai bulan depan ke Filipina dan Vietnam.

Marketing & After Sales Service Director HPM Jonfis Fandy menjelaskan penyesuaian produksi mobil-mobil Honda tersebut untuk menjaga tingginya permintaan Brio di domestik dan mancanegara.

Seremoni ekspor Honda Brio produksi pabrik Karawang, Jawa Barat, dilakukan, Selasa 26 Maret 2019. Dalam tahap pertama nilai pengapalan mencapai Rp1 triliun.

“Mungkin BR-V atau CR-V, seperti Januari dan Februari CR-V kami turunkan (produksinya),” kata Jonfis di Karawang.

“Jadi ya tergantung permintaan konsumen. Ya kalau permintaan kurang kami harus ngatur stoknya supaya efisien,” ucap Jonfis kemudian.

Dua pabrik Honda di Karawang, Jawa Barat memiliki kapasitas produksi per tahun 200 ribu unit. Pabrik pertama kapasitas produksi 80 ribu unit dengan model CR-V, HR-V, dan Mobilio. Sementara pabrik kedua juga ada di Karawang berkapasitas 120 ribu unit Brio, BR-V, Jazz, dan Mobilio.

Sementara itu wholesales (penjualan dari pabrik ke dealer) CR-V selama Januari dan Februari 2019 terdata sebanyak 534 unit dan BR-V 155 unit. Sedangkan Brio hanya untuk domestik kontribusinya mencapai 12.477 unit.

Jonfis menolak menjabarkan target ekspor Brio untuk tahun ini. Pengapalan perdana Brio sekaligus menandai kembalinya Honda melakukan kegiatan ekspor mobil secara utuh yang sebelumnya aktif selama 2011-2014.

Posisi Setir Berubah, Spesifikasi Brio Tetap Sama

Menurut Jonfis dua varian Brio, Satya dan RS yang diekspor tidak punya perbedaan spesifikasi dengan model yang dijual di Indonesia. Semua nyaris sama, terkecuali posisi kemudi yang berpindah ke sebelah kiri.

“Secara general sama (antara Brio Indonesia dengan versi ekspor), ada fitur berbeda mungkin. Mungkin juga jok dia warna biru kita hitam,” ucapnya.

Brio Satya menjadi mobil murah ramah lingkungan (Low Cost Green Car/ LCGC/KBH2) ketiga setelah Daihatsu Ayla dan Toyota Agya yang diekspor ke sejumlah negara di ASEAN. Menurut Jonfis Honda menghilangkan nama Satya untuk pasar ekpor.

“Karena di saja tidak ada (aturan) LCGC, jadi namanya hanya Brio,” tutup Jonfis.[RYH/MIK]

 

Sumber: cnnindonesia.com

Share
Leave a comment