Prabowo – Gatot Pasangan Tepat Koalisi Keumatan

TRANSINDONESIA.CO, JAKARTA – Koalisi Keumatan yang digagas Habib Rizieq Shihab paling pas menjadikan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo dengan mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo sebagai pasangan capres/cawapres dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Namun ada perpecahan pada koalisi keumatan yang terdiri dari Gerindra, PKS, PAN dan PBB memang sangat dimungkinkan mengingat para parpol masih berkeras menyodorkan ketum masing masing dalam paket capres/cawapres.

“Ini untuk menghindari perpecahan di dalam tubuh koalisi sendiri. Sikap keras masing-masing justru akan melemahkan semangat keumatan yang menjadi komitmen koalisi,” jelas Direktur Eksekutif Institut NKRI Agung Mattauch, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa 5 Juni 2018.

Selain itu, Agung menampik pendapat yang menyebutkan pasangan Prabowo-Gatot tidak mencerminkan semangat keumatan yang lebih menginginkan koalisi miiter-sipil. “Sekalipun Prabowo-Gatot mempunyai latar belakang yang sama dari militer, namun keduanya sudah teruji dekat dengan umat Islam. Ini kuncinya,” katanya.

Prabowo Subianto dan Gatot Nurmantyo.IST]

Kemudian Agung mengharapkan pilihan jangan dilihat secara kasat mata. Sama halnya ketika disodorkan pilihan apakah lebih memilih tokoh militer berwatak sipil, atau sipil yang berwatak militer.

“Jadi tidak masalah koalisi keumatan nantinya dipimpin dari pasangan yang keduanya mempunyai latar belakang militer, selama pro-sipil, pro-umat Islam,” ujar Agung.

Dalam poling yang dilakukan Institut NKRI, Maret lalu, mayoritas responden memang menginginkan pasangan capres/cawapres mendatang adalah pasangan militer-sipil atau pasangan militer-sipil. “Yang enggak laku pasangan sipil-sipil,” tutur Agung.

Sebelumnya, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma’arif menyampaikan bahwa pembina PA 212, Habib Rizieq Shihab memberikan saran agar Partai Gerindra, PAN, PKS dan PBB membentuk koalisi keumatan untuk Pilpres 2019. Adapun tujuannya adalah persatuan umat Islam yang sudah terbangun melalui semangat aksi damai 212 tetap terjaga dengan baik.

“Kami, PA 212 diamanahkan untuk terus mendorong agar terealisasinya Deklarasi terbuka Koalisi keumatan Gerinda, PAN, PKS dan PBB. Sehingga akan berdampak pada kemenangan di Pilkada serentak 2018, Pileg dan Pilpres 2019,” jelas Slamet Ma’arif, dalam keterangan tertulisnya.

Adapun hasil Rakornas PA 212 menghasilkan sejumlah rekomendasi capres dan cawapres 2019. Salah satu rekomendasinya adalah merekomendasikan Rizieq sebagai calon presiden periode 2019-2024.

Nama-nama itu, antara lain Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto; Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi; Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. “Tentang rekomendasi calon presiden dan calon wakil presiden Habib Rizieq Shihab memberikan apresiasi semua usulan dan aspirasi umat dalan Rakornas dan menilai semua calon yang direkomendasikan bagus dan pantas memimpin negeri ini,” ungkap Slamet Ma’arif.

Selain nama bakal capres, surat hasil rakornas PA 212 juga mencantumkan nama bakal cawapres yang direkomendasikan. Di antaranya Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Yusril Ihza Mahendra, Anis Matta, Zulkifli Hasan, Eggi Sudjana, Bachtiar Nasir, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Selain itu, Slamet juga menyampaikan, Habib Rizieq Shihab juga berpesan agar masing-masing kandidat capres dan cawapres PA 212 diberikan kesempatan yang sama untuk memaparkan visi-misi. Masing-masing kandidat capres-cawapres diminta menyatakan komitmennya memperjuangkan Islam saat Ijtima ulama yang digelar GNPF Ulama, DPP FPI dan PA 212 pada Juli mendatang di Jakarta.

“Hasil dari Ijtima Ulama tersebutlah yang akan didukung penuh oleh HRS sebagai capres dan cawapres dengan catatan Koalisi keumatan tetap terjaga dan tidak bubar,” tegasnya.

Sumber: Republika

Share
Leave a comment