Tantangan Sistem Onlne Lalulintas

TRANSINDONESIA.CO – Di era digital model birokrasi konvensional parsial dan manual tidak tepat lagi. Para pejabat dan aparaturnya tatkala membahas kewenangan dan ego sektoral-pun sudah tidak relevan.

Karena, hal tersebut merupakan sarang bagi tumbung dan berkembangnya berbagai penyimpangan dan membuat tidak profesional karena akan mengedepankan pendekatan personal. Parahnya, yang dilakukan hanyalah cinta jabatan bukan cinta pekerjaan.

Profesionalisme dikalahkan dengan kedekatan personal dan lebih kacau lagi terjadi dikotomi yang mengakibatkan adanya posisi-posisi dan jabatan basah dan kering. Bagian air mata akan berbeda dengan yang mata air. KKN merajalela dan seprti tercandui kenikmatan dan kenyamanan serta kenyamanan dengan pendekatan yang jauh dari pelayanan prima.

Salahsatu sistim online lalulintas.[DOK}
Apa yang terjadi dengan cara-cara pendekatan personal maka mafia-mafia akan menggurita dan yang terjadi bukan melayani rakyat melainkan menjilat pejabat agar selamat. Rakyat lagi-lagi dikorbankan atau dijadikan batu pijakan untuk berbagai kenikmatan dari kaum yang mapan dan nyaman.

Kaum-kaum ini akan berjuang mati-matian menggagalkan program online dengan cara elektronik. Mereka sadar dengan cara elektronik ini cepat atau lambat previledge mereka akan terkikis habis.

Di era digital sistem elektronik yang terhubung atau online ini dibangun dengan tiga pilar besar yaitu, e-government, e-banking, dan e-policing.

E-goverment merupakan sistem pelayanan publik yang dilakukan pemerintah berbasis pada IT sehingga bisa cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan mudah diakses.Kekuatan pelayanan para birokrat akan menuju pada one gate service yang didukung dengan single identity number.

Sistem e-government akan dijabarkan dalam berbagai gerakan salahsatunya adalah smart city dan berbagai program elektronik lainnya.

E-banking akan menjadi penghubung berbagai pelayanan publik yang membangun e-money yang dapat diaksea melalui berbagai aistem aplikasi on time dan real time.

Apa yang dilakukan dalam sistem-sistem elektronik di era digital selain tuntutan harapan, namun ada tantangan bahkan ancaman yang semakin besar dan canggih.

Di sinilah Kepolisian dalam menyelenggarakan Pemolisianya pun berbasis pada elektronik sehingga pelayanannya bisa on time dan real time 24 jam sehari, dan 7 hari seminggu secara terus menerua tanpa henti.

Sistem data dan sistem aplikasi akan dimanage dalam smart management dan diawaki Polisi Siber (cyber cops). Dengan sistem back office dan aplikasi serta network maka dapat dikonstruksikan berbagai sistem data pelayanan secara prediksi antisipasi dan solusi-solusinya.

Kekuatan data akurat akan menjadi bagian penting dalam memberikan pelayanan prima. Dalam konteks e-policing akan dijabarkan banyak program aplikasi dalam mendukung e-government membangun peradaban dan sekaligus untuk mengangkat harkat martabat manusia yang semakin manusiawi.

E-policing merupakan model pemolisian di era digital yang merupakan bagian dari reformasi birokrasi, implementasi anti korupsi sekaligus terobosan kreatif inovatif .[CDL]

Share
Leave a comment