Mas Darwis Rukun dan Anti Premanisme

TRANSINDONESIA.CO – Masyarakat sadar wisata (mas Darwis) begitu kompkeks dan banyak hal yang bisa dikembangkan, terutama untuk menangkal premanisme.

Tatkala penguasaan dan pengelolaan ala premanisme masih menjadi unggulan, maka Mas Darwis akan jalan ditempat dan mati kekeringan. Premanisme secara awam dapat dipahami dari cara-cara perolehan sumber daya dengan memalak, suap, kucing-kucingan untuk hal ilegal, tidak transparan dan menghalalkan segala cara.

Tidak peduli lagi dengan etika ataupun moralitas sebagai anak bangsa atau anggota warga masyarakat. Tanpa malu tanpa ragu yang penting senang dan yang penting menang. Asu gede menang kerahe.

Yang berbeda akan dilibasnya semua, ditunjukkan dengan dalih pokok e yang sebenarnya itu menjadi pekok e. Mas Darwis akan menjadi hancur akibat cara-cara preman.

Ilustrasi

Preman ini tidak peduli siapa saja bisa menjadi agen dan antheknya karena premanisme memang cara yang enak tidak perlu bekerja bisa menikmati dari keringat orang lain. Bisa memaksa, mengancam, bahkan menakut-nakuti.

Membangun Mas Darwis, konsep utamanya rukun. Tatkala warga solid dan rukun maka akan lebih mampu bergerak dan bekerja dengan rasional. Tentu saja pokok e yang menunjukkan pekok e tidak lagi dilakukan.

Grudag grudug pun tidak dipilih sebagai solusi karena mereka cerdas maka menyelesaikan masalah tanpa masalah. Cara-cara beradab menjadi pilihan. Mas Darwis sadar akan potensi wilayahnya. Sadar bahwa kampungnya menjadi bagian sumber daya unggulan dan kebanggaanya.

Mencerdaskan kehidupan bangsa memang absurd, namun melalui Mas Darwis akan dapat ditunjukkan wujud benutk dan hasilnya bagi semakin manusiawinya manusia.

Mas Darwis hidup dan memberi kehidupan, rukun, memberdayakan, menginspirasi dan bahkan memberi solusi. Mas Darwis mampu menjaga dan menumbuh kembangkan cinta kebangsaan bahkan hingga berwirausaha.[CDL]

Share