TRANSINDONESIA.CO – Nama Nagari Maninjau, yang serupa dengan nama danau, takdirnya hadir molek sempurna mengkilau. Sempurnanya jejak-jejak keindahan Tuhan, di situs Danau Maninjau nan rancak menawan.
Ditengok sekelak dari sebuah sudut koordinat bertuah, dari bola mata yang bersyukur meruah. Ayo kawan perantau diaspora sedunia, berkenan merancang sebuah mudik yang otentik sabana.
Membangkik batang tarandam. Menyambung pertalian sekandung disambung-sambung. Menemui Nagari Maninjau bakaliliang danau. Bersukaria kala terkepung sejuk hawa nan tak pernah rampung.

Disempurnakan suara angin bersenandung yang mengirimkan alunan musik lama berirama saluong.
Terkesima karya Ilahi Rabbi Gusti Agung, dengan tenaga bola mata yang bersyukur, dengan hati tak terkurung.
Melihat ke bawah danau jelita, bersiaplah untuk berdecak kagum sepanjang usia. Serasa berada di pegunungan Alpen benua biru sana. Ataukah itu Switzerland kedua? Sungguh tak beda walau hampir sama.
Minangkabau penuh sensasi, satu contoh yang pas mendefenisikan Indonesia adalah negri pribumi.[Muhammad Joni]