Rumah Kamnas: Setiap Orang Calon Korban Kejahatan Trend Digital
TRANSINDONESIA.CO. JAKARTA – Merawat atau mencegah kejahatan menjadi salah satu materi yang ditekankan pada pelatihan kader Kamnas karena setiap orang merupakan calon korban kejahatan.
Pencegahan kejahatan dari era ke era juga mengikuti perubahan kejahatan dari manual atau tradisional dengan trend digital atau trend teknologi.
“Sekarang tidak mempan atau ampuh lagi melek sampai pagi berarti aman dari maling, tapi cara-cara antisipasi era digital juga harus disebabkan dengan pelaku kejahatan yang banyak menggunakan informasi teknologi,” kata Dr Urip Widodo,MM, memaparkan materi pada “Pelatihan Kader Keamanan” yang dilaksanakan Rumah Keamanan Nasional (Kamnas) di Wisma Gus Dur, Kali Bata, Jakarta Selatan, Kamis 1 Juni 2017.
Perlu diingat kata Urip, bahwa setiap kita adalah korban kejahatan. “Kita semua calon korban, kapan saja bisa terjadi kalau tidak waspada dan merawat diri dan keamanan,” terangnya.
Dimana kejahatan lanjut Urip, adanya pelaku, tempat dan korban. Mencegah atau menghilangkan gaya kesempatan ini harus dengan melakukan penjagaan, pos ronda maupun alat CCTV.
Salah seorang peserta Citara Bhayangkara Palmer, Jakarta Selatan, Hermawan, menanyakan kasus hipnotis yang sulit ditangani pihak Polri.
“Itu masuk kasus penipuan dengan modus hipnotis. Jadi tidak ada alasan untuk tidak ditangani,” jawab Urip.
Sementara, pemateri Dr. Charles B Purba, menyampaikan materi Polmas (Polisi Masyarakat) yang menjadi pendidikan Kamnas bermanfaat tidak saja pada diri sendiri, lingkungan tapi juga bangsa dan negara.
Seluruh lapisan masyarakat saat ini, diakui atau tidak semakin dirasakan sulit dan diragukan kebangsaan.
“Bila terbiarkan maka bukan tak mungkin akan terpecah dan menjadi negara bagian. Pancasila pemersatu Kebhinekaan inilah yang dipertahankan untuk keutuhan NKRI,” ujarnya.
Pemateri lainnya, Ali Asghar, MA, menyatakan pembinaan kader keamanan berbasis pada lingkungan.
“Basis untuk keamanan adalah lingkungan terkecil, yakni keluarga dan sekitar tempat tinggal, tempat kerja maupun lingkungan yang sehari-hari akrab bisa menjadi Polmas dan mengamankan tiap peristiwa yang terjadi disekitar,” paparnya.
Diakhir pelatihan yang diikuti 75 peserta kader keamanan mengusung tema “Pancasila Sebagai Azas Tunggal Adalah Final”, menggelar buka puasa bersama alumni National Security Studies Program Angkatan I dan angkatan II.[DIN]