Nyala Obor

TRANSINDONESIA.CO – Mungkin itu melawan logika matematika. Memberi seakan mengurangi, tetapi mengapa memberi justru menambahi untuk diri sendiri.

Setakat bergiat-giat memberi semangat kepada sejawat, aku tak kehabisan ataupun kekurangan seinchi-pun semangat malah semakin jumbo, semangat kepada sang pemasok semangat.

Makhluk apakah dikau Tuan Semangat? Logika dan hukum apa yang bekerja pada sang semangat, alahai Tuhan Ajjawajalla?

Nyala Obor.[IST]
Hukum tidak hanya sekawanan frasa dan kata. Hukum dihidupkan dengan semangat. Semangat itu moral etika, selebihnya terserah anda.

Sudah Senin lagi kawan, Jangan lupa bahagia dan banyak semangat.

Berbinar bola mata bertemu intens dengan Friedman, Hans Kelsen, AV. Dicey dan Mahadi, dalam alam pikiran hukum dan racikan tulisan.

Kala itu, setakat giat-giatkan penulisan taklimat dan liburan lepas penat.

Benar, ilmu hukum merupakan ‘the eye of the law’, pesan Stone. Mata hukum jangan buram, jangan marah menyumbang gelap.

Tetiba pemandanganku girang, mataku tersenyum, jantungku bersemangat. Mengapa?

Alahai kibas lidah apimu itu obor, senyum mataku girang, gedegup jantungku semangat menjulang.

Di Istora Senayan ada obor, di Pesta Olahraga Olimpiade Sedunia ada obor, di situs surau desa ada obor, di sejarah bangsa ada obor, di hati pejuang bangsa ada obor.

Obor kosa kata merdeka, leksikanya, pemberi penerangan, petunjuk, penuntun, dan sebagainya, makna tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia). [Muhammad Joni – Advokat]

Share
Leave a comment