Menyulam Bhineka yang Tercabik

TRANSINDONESIA.CO – Setiap tanggal 20 Mei, Bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Hari ini, Sabtu 20 Mei 2017, kita dihadapkan dengan banyak persoalan bangsa yang patut menjadi bahan renungan bersama bagi penghuni negeri tercinta ini.

Mari kita sejenak renungkan berbagai persoalan yang menyangkut hajat hidup anak bangsa, seperti angka pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dan terbatasnya lapangan pekerjaan.

Para elit politik sibuk dengan kepentingan golongannya, ilmuwan terpengaruh persoalan politik, budayawan ikut memikirkan politik, hingga anak bangsa terlibat dalam gejolak politik “morat marit”.

Merah Putih

Belum lagi para ekonom yang tidak fokus menciptakan lapangan kerja, sehingga banyak warga masyarakat menjadi pengangguran dan kesulitan mencari pekerjaan.

Disisi lain, para tokoh semakin kesulitan mengendalikan pengikutnya, negarawan tidak lagi kokoh pada pendiriannya, pemimpin terlalu sibuk dengan urusan global, lupa akan rasa dan tanggungjawab kepemimpinannya.

Semua ini patut menjadi refleksi bagi kita semua sebagai anak bangsa, dan bukan pekerjaan mudah bagi pemimpin bangsa menyulam kembali yang “tercabik”.

Walaupun pembangunan yang selama ini telah mengarah pada pada titik-titik tertentu, regional, kawasan, bahkan daerah yang dianggap khusus, tapi belum semuanya dapat dinikmati dan dirasakan oleh keseluruhan anak bangsa yang menginginkan sentuhan secara langsung.

Pembangunan yang berkeadilan merupakan salah satu solusi menghadapi persoalan bangsa saat ini. Disamping penciptaan, kepercayaan rakyat dan penghormatan pada pimpinannya perlu ditumbuh kembangkan dengan kepemimpinan yang benar-benar memberikan pengayoman, dan rasa kebersamaan serta hukum yang berkeadilan.

Bicara tentang moral, memang dirasakan perlu perbaikan serta sikap saling menghargai dari keanekaragaman, agama, asal-usul, budaya, taraf hidup, pendidikan, mata pencaharian, profesi yang batasannya semakin melebar. Semuanya harus diselesaikan untuk menjawab tantangan bangsa yang lebih besar ke depan.

Kebhinekaan yang dimiliki Indonesia tidak boleh pudar apa lagi hilang. Identitas bangsa yang teramat besar, bumi pertiwi membentang dari Sabang-Merauke dan luas gugusan pulau menjadikan Indonesia memiliki segala hal. Mulai sumber daya alam, laut, migas, sampai sawah yang membentang luas dan pegunungan menjulang adalah suatu berkah patut kita jaga demi kelangsungan anak cucu bangsa.

Dari anak bangsa yang sadar dan berjiwa besar, tentu menginginkan perbaikan dan niat menyelamatkan hidup kehidupan bangsa dan negara.

Melalui moment HKN ini, penulis mengajak semua elemen masyarakat terendah sampai tertinggi dapat memetik hikmah dari persoalan yang tengah bergejolak saat ini, dengan belajar menahan diri, menghentikan pertikaian, menghormati perbedaan, serta menjalankan ajaran agama sesuai kepercayaan masing-masing.

Saatnya kita berangkulan, bergandeng tangan, saling bahu membahu, hormat menghormati,  dan bekerja profesional, menjunjung tinggi integritas bangsa sesuai norma dan kaidah berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang dibalut Bhineka Tunggal Ika dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, “Salam Kebangkitan, Merdeka”.

[La Mimi-Widyaiswara BPSDM Kemendagri/Pengamat Kamnas]

Share