Rektor Ubahara Jaya: Radikalisme Nyasar Intelektual
TRANSINDONESIA.CO, BEKASI – Paham radikalisme sudah menyasar ke kaum intelektual dan kampus yang mencampur adukan politik dan berita hoax.
“Belakangan ini radikalisme sudah nyasar ke intelektual dan kampus yang dicampur aduk dengan politis dan berita-berita hoax,” kata Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Jaya (Ubhara Jaya), Irjen (Purn) Bambang Karsono, di Auditorium Kampus Ubhara Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Bambang Karsono menyampai hal tersebut pada pembukaan acara Commencement National Security Studies Program angkatan kedua, seminar nasional “Perkembangan Terorisme dan Kontra Terorisme di Indonesia” dan penandatanganan kerjasama (MoU) Ubhara Jaya dengan
Universitas Langla Buana Bandung, Universitas Bhayangkara Surabaya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan kerjasama dengan BNN (Badan Narkotika Nasional), Granat (Gerakan Anti Narkotika).
Menurut Bambang, dalam hal kerjasama ini tidak saja mencerdaskan akademis tetapi juga dalam menjaga NKRI dari berbagai kejahatan narkoba, radikalisme dan terorisme.
“Akademis juga harus cerdas menjaga NKRI dari radikalisme dalam menjaga Bhineka Tunggal Ika, bela negara, dan sebagai anti teroris, anti narkoba,” terangnya.
Untuk menjaga dan mewariskan serta menanamkan wawasan mahasiswa, setiap tanggal 17 Ubhara melakukan upacara.
“Kita bertekad Ubhara bebas narkoba, karena itu kita dirikan unit Granat di kampus dan menanamkan kecintaan NKRI,” ujarnya.
Hadir dalam acara, Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Prof (Ris) Hermawan Sulistyo, Prof Dewi Fortuna Anwar, mantan Waka BIN dan Tokoh NU As’ad Sa’id Ali, Waka Densus 88 Brigjen Polisi Edy Hartono, Komjen Pol (Purn) Ahwil Luthan, dan Ketua Kopertis Wilayah III, DR Ila Sahila, dan 31 Commencement National Security Studies Program, serta undangan akademis lainnya.
Sementara dilakukan penandatanganan kerjasama Ubhara dengan para rektor dan Ketua DPP Granat Henry Yosodiningrat.[YAN]