Produksi IBS Kalbar Turun 0,91 Persen
TRANSINDONESIA.CO, PONTIANAK – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, mencatat pada triwulan I-2017 produksi manufaktur industri besar dan sedang (IBS) di Kalbar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q) turun sebesar 0,91 persen.
“Sedangkan secara year-on-year atau dibandingkan dengan triwulan I-2016, maka triwulan I-2017 pertumbuhan produksi IBS Kalbar meningkat sebesar 3,48 persen,” kata Kepala BPS Kalbar, Pitono di Pontianak, Minggu 7 Mei 2017.
Ia mengatakan, secara q-to-q triwulan I-2017, industri makanan (KBLI 10) pada triwulan I-2017 mengalami penurunan sebesar 1,09 persen. Produksi industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (KBLI 16) juga turun sebesar 0,38 persen.
“Untuk Industri karet barang dari karet dan plastik (KBLI 22) turun juga sebesar 0,16 persen,” kata dia.
Sementara kata Pitono untuk perkembangan industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) selama triwulan I-2017, angka produksi IMK q-to-q mengalami peningkatan sebesar 5,23 persen dibandingkan dengan triwulan IV-2016.
“Kemudian dilihat dari pertumbuhan produksi IMK secara year-on-year di Kalbar naik sebesar 0,38 persen sedangkan sementara pertumbuhan IMK nasional naik 6,63 persen,” kata dia.
Ia menjelaskan IMK triwulan I-2017 terdapat lima industri yang mengalami penurunan dibandingan dengan triwulan IV-2016. Tiga jenis industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri tekstil (KBLI 13) turun sebesar 8,05 persen, industri alat angkutan lainnya (KBLI 30) turun 6,87 persen dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI 20) yang turun sebesar 3,93 persen.
“Kemudian untuk pertumbuhan produksi IMK pada triwulan I-2017 secara q-to-q paling tinggi berada pada industri kayu dan barang dari kayu dan Barang Anyaman dari Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) dengan pertumbuhan 26,38 persen. Posisi kedua ditempati oleh industri pakaian jadi (KBLI 14) dengan pertumbuhan 20,02 persen dan posisi ketiga terdapat pada industri farmasi, produk obat kimia dan tradisional (KBLI 21) yang naik sebesar 9,44 persen,” kata dia.[ANT]