HIV/AIDS Ibarat Fenomena Gunung Es di Kota Cirebon

TRANSINDONESIA.CO – Sepanjang tahun 2016 kasus Human Immune Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrom (HIV/AIDS) di Kota Cirebon menurun dibanding tahun 2015. Namun, kasus itu ibarat fenomena gunung es karena yang terjadi di masyarakat sebenarnya lebih banyak.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon, Sri Maryati menyebutkan, kasus HIV/AIDS di Kota Cirebon yang ditemukan sepanjang 2016 mencapai 107 kasus. Sedangkan kasus HIV/AIDS yang ditemukan selama 2015 sebanyak 120 kasus.

“Ini bukan menurun, tapi temuan kasusnya yang berkurang sedikit dibanding tahun sebelumnya,” ujar Sri.

HIV/AIDS

Sri mengakui, kasus HIV/AIDS di Kota Cirebon ibarat fenomena gunung es. Dia mengatakan kemungkinan masih banyak kasus yang belum ditemukan karena orang-orang yang berperilaku risiko tinggi tidak semuanya mau memeriksakan diri.  “Dengan demikian, status HIV-nya tidak bisa diketahui,” tutur Sri.

Faktor risiko utama penularan HIV/AIDS di Kota Cirebon adalah melalui hubungan seks, baik heteroseksual maupun homoseksual. Selain itu, adapula ibu rumah tangga yang juga mengidap penyakit tersebut akibat tertular oleh suaminya yang kerap “jajan” di luar dengan bergonta-ganti pasangan.

Untuk pengendalian HIV/AIDS, terang Sri, pihaknya melaksanakan program TOP, yang merupakan kepanjangan dari Temukan, Obati dan Pertahankan. Untuk program Temukan, artinya temukan warga yang positif melalui penawaran tes HIV kepada semua orang yang memiliki perilaku berisiko, ibu hamil, pasien TB, Hepatitis, IMS dan pasangan ODHA.

Selanjutnya adalah Obati yang ditemukan, yaitu memberikan pengobatan bagi mereka yang sudah memenuhi kriteria. Setelah itu, Pertahankan yang diobati. Artinya, memastikan pasien patuh minum dengan memberikan pendampingan serta memberikan dukungan yang tepat dari keluarga, komunitas, kelompok dukungan sebaya dan layanan kesehatan.[ROL]

Share