Bargaining: Adu Kekuatan atau Tawar Menawar

TRANSINDONESIA.CO – Di dalam segala hubungan, akan terjadi adu kekuatan, siapa kuat akan menguasai, siapa lemah akan dikuasai. Dalam adu kekuatan ini ada beberapa peluang untuk setidaknya ada jalan tengah yang tidak semata-mata menang kalah atau menguasai dikuasai semata.

Kekuatan yang ditunjukkan bisa dari kewenangan, kekuasaan, kekayaan, massa, media, pengaruh dan sebagainya. Segala sesuatu dapat dikendalikan, ditata, diatur, ditekan, diancam, dipengaruhi, di paksa bahkan dimatikan jika powernya melebihi dari yang lainnya.

Tatkala nilai tawar atau bahan bargaining tidak ada maka siap-siap lah untuk terima apa adanya bahkan harus rela diinjak kepalanya.

Ilustrasi
Ilustrasi

Nilai tawar untuk bargaining dalam adu kekuatan adalah memiliki kunci-kunci atau jurus-jurus kelemahannya. Bisa saja orang yang sangat berkuasa dan berwibawa ternyata takut denga tikus atau jijik dengan cacing tanah.

Bagi kaum-kaum nyaman dan mapan yang sangat berkuasa bagai naga memang tiada lawan. Namun tatkala ditelusuri ada sesuatu yang membuatnya terperanjat atau berteriak terkejut untuk berpikir dua atau tiga kali. Setiap manusia memiliki keunggulan sekaligus kelemahannya.

Dalam adu kekuatan dalam politik, dan kehidupan sosial  kemasyarakatan, siapa saja yang full power sangat kuat bukan hanya dominan namun juga mendominasi sumber-sumber daya.

Analogi bagi yang menentangnya adalah bagai wayang membidik dalang. Bagaimana membidik, wayangnya ada di tangan sang dalang, kecuali sang dalang lupa ingatan atau sengaja ingin membunuh dirinya sendiri.

Kekuatan-kekuatan yang ditunjukkan merupakan show of force, untuk mengingatkan bagi siapa saja untuk tidak berlaku aneh-aneh apalagi melawannya.

Menata keteraturan, akan berbenturan dengan kaum-kaum mapan dan nyaman. Siapa saja yang mengusiknya akan dihajar habis-habisan bahkan bisa saja dimatikan hidup dan kehidupanya. Tatkala dalam menata memiliki hard power dan soft power akan mampu mengatasi benturan-benturan kepentingan.

Hard power dan soft power merupakan kekuatan inti dan pendukung. Disisi lain adalah memiliki data atau informasi atas kelemahannya, kesalahannya, kekurangnya, maka saat adu kekuatan akan ada tawar menawar yang berdampak adanya win win solution atau jalan tengah yang dianggap sebagai solusi terbaik. Di dalam bargaining bisa  saja kekuatannya dibeli atau ditukar dengan diberi sebagian atau seluruh peluang atau kesempatan penggunaan sumber daya.

Bargaining akan terjadi tawar menawar untuk diambil jalan tengahnya sehingga apa yang diputuskan tidak semata-mata hanya menang atau kalah namun ada solusi-solusi lain yang menjadi pertimbangan dan pengendalinya, walau ada yang harus mengikuti, menerima, menyingkir demi menemukan solusi yang diterima oleh semua pihak.[CDL22122016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment