Indonesia – Iran Perkuat Kerjasama Migas dan Perdagangan

TRANSINDONESIA.CO – Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, di Istana Jomhouri, Sa’dabad, membuka era baru dan memperkuat hubungan kerja sama antara Indonesia dan Iran, Rabu, 14 Desember 2016.

“Saya sangat senang dapat memenuhi undangan Presiden Rouhani berkunjung ke Iran. Saya yakin kunjungan saya kali ini akan membuka era baru, hubungan yang lebih baik lagi antara Indonesia dan Iran,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama usai pertemuan.

Dalam lawatan Presiden Joko Widodo ke Iran merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya Presiden Rouhani berkunjung ke Indonesia pada April 2015.

Presiden Joko Widodo dan Presiden Iran Hassan Rouhani, di Istana Jomhouri, Sa'dabad, Rabu, 14 Desember 2016.[IST]
Presiden Joko Widodo dan Presiden Iran Hassan Rouhani, di Istana Jomhouri, Sa’dabad, Rabu, 14 Desember 2016.[IST]
Menurut Presiden Joko Widodo, bentuk kerja sama yang menjadi fokus perhatian keduanya kali ini ialah mengenai energi serta minyak dan gas bumi. Bentuk kerja sama di bidang tersebut diyakini akan memberi keuntungan bagi Indonesia di mana pemerintah dapat melakukan efisiensi harga untuk pembelian LPG dari Iran.

“Pembelian LPG dari Iran ke Indonesia untuk tahun 2017 sebesar lebih dari 500.000 metric ton. Dan dengan kerjasama pembelian LPG ini, maka efisiensi harga dapat dilakukan,” terang Presiden.

Pemerintah Iran sendiri juga memiliki komitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Presiden Jokowi mengungkap rencana investasi pembangunan kilang minyak dan pembangkit listrik mobile di Indonesia oleh Iran.

“Rencana investasi pembanguan refinery di Jawa Timur oleh Iran. Pembangunan mobile power plant oleh Iran di Indonesia sebesar kurang lebih 5.000 MW,” terang Presiden.

Selain itu, turut dibahas keduanya mengenai kemungkinan untuk melakukan kerja sama pengelolaan dua ladang minyak di Ab-Teymoura dan Mansouri. Sebelumnya pada bulan Agustus lalu, PT. Pertamina dan National Iranian Oil Company telah menandatangani kesepahaman untuk melakukan studi pendahuluan terhadap kedua lapangan minyak raksasa di Iran tersebut.

Adapun dalam bidang ekonomi, Presiden Joko Widodo membawa serta dalam kunjungannya sebanyak 60 CEO dan pengusaha dari indonesia. Para CEO dan pengusaha tersebut akan bertemu dengan CEO dan pengusaha Iran untuk membahas berbagai bentuk kerja sama bisnis.

“Saya senang bahwa dalam kunjungan kali ini, saya disertai dengan 60 CEO dan pengusaha dari Indonesia. Mereka bergerak di berbagai bidang. Mereka akan bertemu CEO counterpart, mitra dan melakukan pertemuan bisnis peningkatan perdagangan antara Iran dan Indonesia,”ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut juga membahas tentang situasi dunia saat ini. Indonesia kembali menekankan pentingnya pendekatan dialog secara damai dalam menyelesaikan berbagai konflik di berbagai kawasan baik di Timur Tengah, Syria, Yaman dan Myanmar.

“Dan Indonesia ingin terus melanjutkan peran aktif untuk perdamaian dan kesejahteraan dunia,” imbuh Presiden.

Presiden Joko Widodo memperkenalkan menteri yang tururt dalam rombongan lawatan ke luar negeri ke Presiden Iran Hassan Rouhani, di Istana Jomhouri, Sa'dabad, Rabu, 14 Desember 2016.[IST]
Presiden Joko Widodo memperkenalkan menteri yang tururt dalam rombongan lawatan ke luar negeri ke Presiden Iran Hassan Rouhani, di Istana Jomhouri, Sa’dabad, Rabu, 14 Desember 2016.[IST]
Menutup pernyataannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas sambutan hangat yang telah diberikan pihak tuan rumah dalam kunjungannya ini.

Senada dengan Presiden Joko Widodo, Presiden Rouhani menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan Indonesia. Rouhani juga menyambut baik usulan pemerintah Indonesia terkait pengelolaan ladang minyak di Iran.

“Kami siap untuk berpartisipasi dalam pembangunan pembangkit listrik, bendungan, saluran air, serta berbagai bantuan teknis kepada Republik Indonesia. Dan tentu saja Republik Indonesia juga dapat aktif dan berpartisipasi dalam industri migas di Republik Islam Iran,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, pemerintah Iran juga menganggap kerja sama di sektor energi antara kedua negara merupakan suatu hubungan strategis. Pihaknya pun menyatakan kesiapan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia dalam bidang tersebut.

“Tentu saja hubungan antara kedua negara di sektor energi kami anggap sebagai hubungan kemitraan yang strategis. Republik Islam Iran siap untuk memenuhi kebutuhan Republik Indonesia di bidang minyak bumi, gas, LPG, maupun produk sampingan dari industri tersebut,” terang Rouhani.

Sebelum menyampaikan pernyataan pers bersama, Presiden Jokowi dan Presiden Rouhani mengadakan pertemuan Tete-a-tete, pertemuan bilateral dan menyaksikan penandatanganan empat nota kesepahaman.

Adapun keempat nota kesepahaman tersebut adalah MOU mengenai Ekstradisi ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kehakiman Iran, Mutual Legal Asisstance ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kehakiman Iran, MOU Kerjasama Kelistrikan dan Energi Terbarukan ditandatangani oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Energi Iran, MOU Kerjasama Investasi ditandangani oleh Kepala BKPM Thomas Lembong dan Kepala Badan Investasi Iran.

Tiba di Istana Jomhouri sekitar pukul 09.38 waktu setempat atau 13.08 WIB, Presiden Joko Widodo langsung disambut Presiden Hassan Rouhani. Keduanya kemudian melakukan pemeriksan barisan kehormatan usai lagu kebangsaan kedua negara selesai diperdengarkan.

Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi di antaranya oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong, Ketua OJK Muliaman D. Hadad, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, serta Direktur Utama PLN Sofyan Basir.[DAN]

Share