TRANSINDONESIA.CO – Realisasi ekspor biji kopi robusta Lampung pada Oktober 2016 mencapai 22.269 ton senilai 41,6 juta dolar Amerika Serikat atau naik bila dibandingkan bulan sebelumnya.
“Pada September ekspor biji kopi sebanyak 18.312 ton, dengan nilai 34 juta dolar Amerika Serikat,” kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung Ferynia di Bandarlampung, kemaren.
Ekspor biji kopi robusta Lampung masih terus berlangsung meski panen raya telah usai beberapa bulan lalu.
Panen raya kopi di Lampung, lanjutnya, telah berlangsung sejak bulan Juli hingga September 2016. Namun demikian ekspor komoditas andalan Provinsi Lampung itu masih berlangsung karena petani maupun pengekspor masih memiliki stok.
Ekspor biji kopi robsuta Lampung, lanjutnya, ke sejumlah negara di Eropa, Asia, kawasan Afrika dan Timur Tengah.
Sementara itu harga kopi di tingkat petani Lampung masih bertahan dikisaran Rp18.000 hingga Rp20.000 per kilogram.
Yudhi petani kopi asal Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran mengatakan bahwa harga biji kopi asalan di tingkat petani masih bertahan di kisaran Rp18.000 hingga Rp20.000/kg. “Meski panen telah usai harga biji kopi masih bertahan,” kata dia.
Stok biji kopi kering dan menjualnya kepada pengepul yang banyak terdapat di Pasar Hanura. Petani di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran memanfaatkan areal Tahura Wan Abdurachman register 19 Gunung Betung untuk menanam kopi dan kakao.
Sementara sentra perkebunan kopi di Lampung terdapat di Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Waykanan, dan Lampung Utara. Produksi kopi robusta Lampung sebanyak 100 ribu ton per tahun dengan produktivitas rata-rata 900 kilogram per hektare.[ANT/BIR]