TRANSINDONESIA.CO – Penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara menjadwalkan ulang pemeriksaan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra berinisial ZK sebagai tersangka pada Senin 28 Nopember 2016.
Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Sultra Janes Mamangkey, mengatakan panggilan tersangka Kadis Pariwisata ZK sudah yang kedua kalinya untuk didengarkan keterangannya sebagai tersangka.

“Penyidik berharap Kadis Pariwisata memenuhi panggilan penyidik yang kedua kalinya sehingga proses hukum berjalan lancar. Tersangka tidak memenuhi panggilan pertama dengan alasan sakit,” kata Janes di Kendari 26 Nopember 2016.
Kasus korupsi pembangunan wahana olahraga di Teluk Kendari telah menyeret tiga orang tersangka, yakni Kadis Pariwisata Sultra ZK, pejabat pembuat komitmen AA (39), dan kontraktor pelaksana pekerjaan AN (41) sebagai Direktur PT Wulandari Perkasa.
Tersangka AA telah ditahan di Rumah Tahanan Negara Punggolaka Kendari sedangkan kontraktor belum memenuhi panggilan penyidik.
ZK selaku pengguna anggaran, tersangka AA sebagai pejabat dan tersangka kontraktor pelaksana AN dianggap memiliki tanggung jawab hukum dalam pengelolaan keuangan negara.
Proyek ruang publik yang dananya bersumber dari APBN tahun anggaran 2015 sebesar Rp3,7 miliar telah selesai dilaksanakan. Namun, diduga kuat pekerjaan dilaksanakan menyimpang dari perencanaan.
“Kerugian negara masih dalam penghitungan lembaga yang kompeten. Penetapan tersangka tidak harus menunggu penghitungan kerugian negara namun berdasarkan bukti permulaan terjadinya pelanggaran hukum,” katanya.
Penyidikan proyek ruang publik yang dibiayai pemerintah pusat sebelumnya ditangani Kejari Kendari namun tidak kunjung tuntas sehingga diambil alih penyidik Kejati Sultra.
Tersangka terancam pasal 2 Jo pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1990 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.[ANT/JEI]