Intoleransi dengan Hembusan Kebencian Akar Konflik Anti Kemanusiaan

TRANSINDONESIA.CO – Intoleransi adalah pandangan yang membenarkan kelompoknya saja, menyalah-nyalahkan orang lain. Yang berbeda dianggap salah, yang salah berarti dosa, yang dosa temanya setan, yang setan musuh Tuhan dan layak dihancurkan.

Pemahaman sempit dan memaksakan diri atau menganggap diri dan kelompoknya saja yang paling benar, ini juga akar dari kebencian dan menumbuh suburkan intoleransi.

Tatkala keyakinan benar dan salah dikaitkan dengan suci dan dosa, neraka dengan surga, setan dan malaikan terlebih merasa terpanggil dan merasa paling dipercaya oleh Tuhan, maka disinilah akar tidak lagi mampu melihat sisi baik orang lain.

Ilustrasi
Ilustrasi

Semua akan dinerakakannya dan seakan sudah menjadi Hakim Agung pembela kebenaran yang sebenarnya membenarkan diri/bermimpi/cara pandang kegilaan don kisot.

Keyakinan yang berbeda dengan apa yang diyakini orang kebanyakan akan menjadi radikal dan menganggap diri dan kelompoknya patriot surga.

Pedang keadilan ada ditangan kanan dan hak penghakiman terhadap sesamanya dilimpahkan kepadanya. Sesamanya tatkala di judge salah berarti dosa, yang berarti berkaitan setan, setan harus dibasmi karena tidak layak di mata Tuhan.

Pendidikan, pencerahan, pengetahuan yang luas, pengalaman yang banyak, tingkat kedewasaan yang tinggi, kebijaksanaan menjadi sangat penting untuk mampu menghayati atas perbedaan, dan memaknai atas konsep keyakinan yang bersifat pribadi maupun konsep benar – salah, baik – buruk, surga- neraka, setan – malaikat dengan konteks kemanusiaan.

Tatkala hanyut larut dalam konteks eksklusifisme, merasa paling baik dan paling benar, paling berhak dan berbagai paling lainnya maka akan menutup kebaikan orang lain dan sekitarnya. Dan kebencian akan menjadi hembusan provokasi untuk memerangi sesamanya yang berbeda.[CD17102016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment