Duet Tito-Syafruddin Percepat Revolusi Mental Polri
TRANSINDONESIA,CO – Duet pimpinan Polri, Jenderal Pol Tito Karnavian dan Komjen Pol Syafruddin, diharapkan dapat segera membenahi Polri dan mempercepat revolusi mental di jajaran aparatur penegakan hukum itu.
“Prioritas utama keduanya adalah membenahi sistem pendidikan Polri, mewujudkan rekrutmen berbasis kompetensi dengan assesment system, memperkuat sistem pengawasan internal agar aparatur Polri bekerja on the track, dan tidak mengecewakan public,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, dalam siaran persnya yang diterima Transindonesia.co, di Jakarta, Minggu 18 September 2016.
Dikatakan Neta, duet Tito-Syafruddin ini dapat segera menunjukkan gebrakannya untuk membenahi internal Polri dan menunjukkan peningkatan pelayanan kepolisian kepada publik.
“IPW melihat upaya pembenahan sedang dipersiapkan Tito-Syafruddin. Begitu juga mutasi-mutasi untuk posisi strategis sedang dipersiapkan. Dalam proses mutasi diharapkan perwira yang memegang posisi strategi wajib mengikuti program tax amnesty,” katanya.
Sebagai aparatur penegak hukum lanjut Neta, para perwira Polri harus memberi contoh kepada publik untuk ikut dalam program tax amnesti yang sedang digalakkan Presiden Jokowi. Selain itu, para pejabat Polri harus melaporkan kekayaannya. Bila perlu tim assesment melakukan cek ke KPK apakah perwira itu pernah masuk radar KPK atau tidak, agar bisa diketahui tingkat ketidakwajaran kekayaannya.
“Diharapkan, dalam melakukan mutasi Tito-Syafruddin tidak salah menempatkan orang orang pada jabatan strategis. Hanya perwira terbaik yang dapat menempati posisi terbaik. Perwira yang dipilih harus jelas track recordnya, yakni telah melewati jalur kepangkatan, jabatan dan pendidikan yang sesuai, serta tidak memliki kekayaan yang tidak wajar. Untuk itulah para perwira tsb wajib ikut tax amnesty dan mau melaporkan kekayaannya ke KPK,” ujarnya.
Ditegaskannya, duet Tito-Syafruddin harus bisa menolak perwira yang menempati jabatan strategis karena kekuatan lobby, sementara track recordnya secara internal Polri dan di masyarakat tidak begitu bagus.
“Integritas para pejabat Polri di era Tito-Syafruddin harus bisa terjaga. Perwira yang tidak becus dalam menjalankan tugasnya jangan segan-segan untuk dicopot dari jabatannya. Jajaran Polri jangan membuat kecewa masyarakat , sebab masyarakat saat ini menaruh harapan yang sangat besar pada duet Tito-Syafruddin,” terang Neta.[SAF]