Markas Perguruan Ilmu Kebal “Mahesa Kurung” Digerebek Polisi

TRANSINDONESIA.CO – Petugas Polsek Metro Jagakarsa menggerebek markas perguruan ilmu kebal bernama ‘Mahesa Kurung’ di RT 03/01, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu 2 September 2016, malam sekira pukul 23.00 WIB.

Seorang lelaki pemimpin perguruan tersebut, Bayu Aji Prakoso dan 2 pengikutnya yang masih berusia anak, diringkus polisi.

Di lokasi perguruan yang bersebalahan dengan bengkel, polisi menemukan sebilah keris, 2 buah tasbih, 9 buah Isim atau wafaq atau ajiman, lalu 14 pasang buluh perindu, 1 buah kemenyan, 1 butir batu akik dan tujuh botol minyak wangi.

Ilustrasi
Ilustrasi

Buluh perindu yang ditemukan diduga untuk melatih para pengikut ‘perguruan’ agar bisa memikat wanita.

Kepala Humas Polsek Metro Jagakarsa, Aiptu Khairul, mengatakan, ‘perguruan’ mahesa kurung ini sebelumnya ramai di media sosial (Medsos) bahwa mengajarkan ilmu kebal dan ilmu pelet (pemikat wanita) bagi para pelajar yang doyan tawuran.

Ditambah lagi disiarkan lewat Medsos ada sekelompok geng motor bernama ‘Geng Motor Inggris’ yang kerap menguji ilmu kebal mereka di wilayah Jagakarsa dan Pasarminggu.

Selama beberapa pekan kemarin, geng motor ini sudah 2 kali menyerang pemuda yang tengah nongkrong di pinggir jalan.

Sehabis beraksi, mereka kemudian memosting kekebalan tubuh mereka dan menyebut ‘perguruan’ Mahesa Kurung yang melatih mereka jadi kebal. Bahkan kelompok ini memberi alamat perguruan tersebut dan nama pemimpinnya.Khairul mengatakan, melihat hal itu tersebar di Medsos, polisi pun bergerak mencari keberadaan perguruan tersebut.

Sampai akhirnya didapat informasi bahwa ada sekelompok anak muda yang kerap beraktifitas aneh di di RT 03/01, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Letaknya di sebelah sebuah bengkel.

Bahkan dari warga sekitar, kata Aiptu Khairul, polisi juga menerima informasi bahwa bukan hanya ilmu kebal yang diajarkan disitu. Tapi ilmu pelet untuk memikat wanita dan merebut istri atau pacar orang juga diajarkan disana.

Biasanya, kata Aiptu Khairul, pelatihan dilakukan setiap 1 kali seminggu. Biasanya dilakukan saat malam sabtu. Pelatihnya adalah seorang lelaki bernama Bayu yang kemudian diringkus polisi.

Biasanya, kata Aiptu Khairul menurut warga, sebagian yang berlatih adalah anak remaja dan pemuda berusia awal 20an dari wilayah Lenteng Agung dan sekitarnya.

Pihaknya tak bisa menemukan tindak pidana yang bisa dikenakan terhadap pelatihan ilmu kebal dan ilmu pelet. Makanya mereka dilepaskan.[Imh]

Share