Nama Milik Siapa?

TRANSINDONESIA.CO – Apa arti sebuah nama? William Shakes piere mengatakan. Namun nama ternyata diperebutkan. Sapi punya kerja kerbau punya nama. Telor ayam diceplok dikatakan telor mata sapi.

Perebutan nama merupakan suatu prestis atau sebagai simbol pengakuan. Nama bisa saja dibangun dari kompetensi juga dari rekayasa atau dipaksakan. Nama karbitan sebatas dalam masa kekuasaan setelah itu akan kabur kanginan. Wes ewes ewes bablas namane. Nama juga merupakan label atau suatu tanda terhadap sesuatu.

Dalam birokrasi patrimonial model kurowo pamer nama akan mirip dengan kurawa yang ters menepuk-nepuk dada ingin dikenal dan dilihat ndoronya. Kulo…kulo…kulo ….kulo ….kulo … (Saya…., saya,….saya….., saya…,saya…).

Ilustrasi
Ilustrasi

Tidak peduli yang lain gerah atau menjadi demotivasi karenanya, yang penting ndoronya tahu dan melihat dirinya berprestasi dan nama besar-besar disandangnya. Nama didepan para ndoro ternyata menjadi sesuatu yang sakral bagi para punggawanya.

Karena mereka akan diingat dalam sistem manajemen jendela jaohari. Karena nama itu dalam ingatan ndoro bukan nama keluar dari prestasi. Siapa yang paling sering dan paling keras berteriak, kulo … kulo … kulo … kulo … dialah yang ada dihatinya.

Nama memang diperebutkan untk modal pamer kedekatan pada lingkaran kekuasaan. Birokrasi patrimonial sarat dengan yang bersifat personal. Yang dikejar adalah baik di mata ndoronya.

Tak peduli orang susah karennya yang penting senang, menang dan banyak uang. Semua di othak athik dan digathuk-gathukkan supaya punya nama di mata ndoronya.

Semua akan terus menjulang tatkala bs menghasilkan uang, dan ambruk tatkala mendapat nama buruk. Nama pantaslah diperebutkan, karena di situlah hidup dan kehidupannya.[CDL03082016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment